LMR RI "Soroti" Satker PJN Wil 1 Sumbar, Diduga Ada Konspirasi Jahat Pada Proyek Penanganan Blockspot
MR.com,Sumbar| Ada saja tingkah curang yang dilakukan kontraktor nakal dalam mencari keuntungan lebih dari proyek negara yang mereka kerjakan. Parahnya, kecurangan yang dilakukan kerap mendapat dukungan oleh pihak yang seharusnya menjadi penghalang.
Demikian Ir.Sutan Hendy Alamsyah berpendapat sebagai pengamat pembangunan di Sumatera Barat. Pria lulusan Fakultas Teknik Ilmu Arsitektur Universitas Indonesia (UI) Jakarta beberapa tahun lalu itu sangat menyayangkan hal tersebut terjadi.
"Demi meraup keuntungan lebih, banyak dijumpai kontraktor nakal dalam melaksanakan pekerjaan proyek negara tega tidak mengutamakan mutu dan kualitas terhadap hasil pekerjaannya. Bahkan, kecurangan yang dilakukan diduga mendapat dukungan dari pihak yang berwenang untuk menegur dan menindak rekanan nakal tersebut,"ujar Sutan Hendy pada Sabtu (17/5/2023) di Padang.
Akibatnya negara pun akan menanggung kerugian, dengan demikian itu artinya kerugian juga untuk masyarakat, khususnya masyarakat Sumbar, imbuhnya.
Seperti yang terjadi pada pelaksanaan proyek negara dibawah pengelolaan Satuan Kerja Pelaksana Jalan Nasional Wilayah I Sumbar(Satker PJN Wil 1 Sumbar), sebut Sutan Hendy.
Katanya, diduga pada pekerjaan paket penanganan blockspot LB Alung-Padang Panjang -Padang Luar-Batas Kota Solok ada konspirasi jahat yang terindikasi rugikan uang negara.
"Pekerjaan yang dilaksanakan CV. Bangun Sarana Persada (BSP) senilai Rp 4.350.618.000,- selama 120 hari kalender itu diduga kuat berjalan diluar speks teknis yang terindikasi mendapat dukungan dari konsultan supervisi pada proyek itu," ujarnya.
Sebagai Ketua Komisariat Wilayah Sumbar Lembaga Missi Reclassering Republik Indonesia (Komwil Sumbar LMR RI), Sutan Hendy Alamsyah mengatakan, akan mengungkap dugaan korupsi atau konspirasi yang disinyalir terjadi di lingkaran Balai Pelaksana Jalan Nasional Sumatera Barat(BPJN Sumbar) itu.
Karena ini menyangkut kepentingan rakyat dan negara, sesuai dengan motto LMR RI, ada untuk "rakyat dan negara". Kami mendukung pihak berwajib untuk mengusut tuntas dugaan konspirasi jahat ini, tegasnya
Menurutnya, PT.Eskapindo Matra KSO PT.Matra Jasa Manunggal dan PT.Indec Internusa selaku konsultan supervisi bersama pihak instansi terindikasi melakukan pembiaran terhadap dugaan kecurangan yang dilakukan kontraktor (CV. BSP).
Buktinya, masih dalam pelaksanaan saja beton bahu jalan nasional sudah banyak yang retak-retak. Diduga penyebabnya karena pekerjaan dilakukan tidak sesuai speks teknis oleh rekanan.
Selanjutnya kata Sutan, menurut data dan informasi yang kami peroleh, ketebalan dari beton bahu jalan nasional masih banyak yang tidak sesuai.
Didalam dokumen kontrak, seharusnya ketebalan beton bahu jalan tidak boleh kurang dari 15cm. Dan hal tersebut juga dibenarkan oleh PPK 1.1 ,M.Nasir melalui pemberitaan yang tayang di media ini.
"Bahkan Nasir pernah berjanji akan membongkar setiap pekerjaan yang tidak sesuai dengan kaedah-kaedah yang sudah ditentukan,"tegasnya.
Namun ucapan itu menurut saya hanya "omong kosong" dari seorang PPK. Karena sampai detik ini PPK 1.1, M. Nasir belum ada melakukan tindakan pembongkaran terhadap pekerjaan yang tidak sesuai speks tersebut.
"Kalau beliau tidak tahu titik dimana yang harus dilakukan pembongkaran, kami bersama media senantiasa akan menunjukkan titik mana yang harus dilakukan pembongkaran" tegasnya.
Jadi jangan asal ngomong kalau tidak sanggup melakukannya. Kalau PPK tidak sanggup melakukan pembongkaran terhadap pekerjaan yang tidak sesuai speks, cecar Sutan.
Tentu hal ini semakin menguatnya keyakinan publik telah terjadi konspirasi jahat pada pelaksanaan proyek yang dibiayai APBN itu, pungkas.
Sementara lain pihak, kepada PPK 1.1 M.Nasir media sudah melakukan upaya konfirmasi via telpon terkait hal tersebut. Namun hingga berita ditayangkan PPK tersebut belum berikan tanggapannya.
Sementara, Thabrani selaku Kepala BPJN Sumbar saat dikonfirmasi mengatakan akan melakukan evaluasi seluruh pekerjaan.
"Menurut informasi lapangan, keretakan beton bahu jalan terjadi, karena saat beton masih baru sudah dilalui kendaraan. Tapi kita akan lakukan evaluasi terhadap seluruh pekerjaan," kata Thabrani singkat via telpon di hari yang sama.
Hingga berita ditayangkan media masih menunggu dan upaya konfirmasi pihak-pihak terkait lainnya.(cr/tim)