Mahdiyal Hasan Sorot Pelaksanaan Proyek Polder Kolam Retensi Aspolda Milik BWSS V Padang, Diduga Pekerjaan Tidak Sesuai Spesifikasi
MR.com, Padang|Pasca peletakan batu pertama oleh Kapolda Sumbar Irjen Pol. Teddy Minahasa pada pembangunan polder atau kolam retensi Aspolda di Padang.
Hingga saat ini pelaksanaan proyek milik Balai Wilayah Sungai Sumatera V Padang (BWSS V Padang) itu belum menunjukkan progres fisik yang signifikan.
Sementara, bila merunut pada tanggal dimulainya pekerjaan itu 14 Februari 2022 sampai 14 Oktober 2022. Seharusnya, pekerjaan yang ditenggarai Satker SNVT PJSA WS Indragiri-Akuaman, WS Kampar,WS Rokan Sumbar itu sudah memasuki masa kerja 100 hari dari 240 hari yang direncakan.
Hal ini menjadi sorotan Mahdiyal Hasan SH, Aktivis Anti Korupsi dan penggiat hukum Sumatera Barat. Mahdiyal mengatakan pelaksanaan proyek pembangunan polder atau kolam retensi ini patut menjadi perhatian dan pengawasan kita semua.
Sebab, meminimalisir atau mencegah terjadinya tindakan korupsi terhadap keuangan negara, jauh lebih baik dan efisien dari pada melakukan penindakan nantinya, ujar Mahdiyal Hasan, Sabtu (4/6/2022) di Padang.
Selain masalah keterlambatan dimulainya pekerjaan tersebut. Ada hal lain yang patut kita awasi pada proyek Kementerian PUPR itu. Ini menyangkut teknis dan spesifikasi dalam melaksanakan pekerjaan oleh CV. Bulat Air.
Sebab material yang digunakan menurut Mahdiyal diduga kuat tidak sesuai dengan speks yang ada di dokumen kontrak.
"Mulai dari besi, pasir silika dan split , warmes yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan saluran U ditch procast, sangat dikhawatirkan tidak mengacu pada spek," ujar Mahdiyal.
Dijelaskannya, pada dokumen kontrak untuk material saluran U Ditch Procast disebut rekanan harus menggunakan produk pabrikasi dengan kekuatan beton K-225.
Karena menurutnya, komponen yang kuat dan berkualitas begitu di butuhkan dalam pembangunan polder atau kolam retensi ini, sehingga menghasilkan mutu bangunan saluran U Ditch Procast yang maksimal.
Sementara pada pembangunan polder atau kolam retensi ini, saat dilapangan ditemukan awak media, material untuk saluran U ditch dibuat secara manual oleh rekanan, ungkap pengacara muda itu.
" Tampak jelas ini tidak sesuai dengan dokumen kontrak, dan apakah kekuatan beton untuk saluran U Ditch bisa didapatkan sesuai spek saat dilakukan uji labor, hal itu sangat diragukan," ujarnya.
Kita khawatir hasil produksi saluran U Ditch Procast yang dibuat rekanan itu tidak sesuai speks yang seharusnya. Sebab dibandingkan dengan produk pabrikasi, cara manual sudah pasti berbeda metode cara membuatnya dan alat yang digunakan, lanjut Mahdiyal.
"Karena, dilihat dari metode cara pembuatan dan material yang dipakai untuk memproduksi beton saluran U Ditch tersebut, diduga kuat tidak sesuai spesifikasi dan tidak SNI,"imbuhnya.
Jadi wajar publik khawatir kalau pelaksanaan proyek yang demikian akan menjadi akar permasalahan nantinya. Untuk itu kepada seluruh stakeholder yang terkait untuk bersama-sama melakukan pengawasan, pungkasnya.
Beberapa sumber menjelaskan, cara membuat saluran U Ditch membutuhkan komponen beton precast yaitu campuran material bermutu seperti semen, pasir silika, air, lalu ditambahkan batu split dan besi wiremesh sebagai tulangan.
Saat dikonfirmasi kepada Refi sebagai pelaksana lapangan dari CV. Bulat Air menyangkut hal itu. Kami siap dilakukan uji labor terhadap speks kekuatan beton saluran U Ditch Procast ini sebelum dipasang, tegasnya pada Jum'at (3/6/2022) di lokasi pekerjaan.
"Memang benar untuk material beton saluran U Ditch tersebut, sebagian kita buat sendiri dan sebagian lagi kita menggunakan produk pabrikasi," terangnya.
Dan apabila nanti waktu dilakukan pengetesan atau uji labor oleh pihak BWSS V Padang, apabila terhadap mutu beton U Ditch Procast ternyata tidak sesuai spesifikasi, kami siap dengan segala konsekuensinya, tegas Refi.
Diakui Refi, proyek senilai Rp7.184.913.000.000 di kerjakan CV.Bulat Air itu memang terlambat dengan waktu yang sangat jauh. Namun, keterlambatan mulai pekerja itu karena ada masalah administrasi.
"Keterlambatan pekerjaan karena ada masalah administrasi yang belum selesai. Tapi kita tetap dengan komitmen dan selalu konsisten kalau pekerjaan ini akan kita selesaikan sesuai dengan aturan dan spesifikasi yang ada" tegas Refi lagi.
Waktu dilapangan, pembangunan kolam retensi Asrama Polda seluas 2400 meter persegi itu saat ini pekerjaannya masih tahap penggalian dan pembuatan material saluran U ditch procast.
Hingga berita diterbitkan, media masih upaya konfirmasi pihak terkait lainnya.(cr/tim)