CORONA MAMPU MENGALIHKAN SEGALANYA
Opini
Ditulis Oleh : Khansa Al Hakiimah
Ummu Warrabatul Bayt dan Pegiat Dakwah
Mitra Rakyat.com
Penyebaran virus corona yang begitu cepat, membuat siapapun khawatir, virus ini terus menyebar dengan cepat dan menginfeksi manusia di berbagai belahan dunia layaknya flu biasa. Menurut laman detik.com, hingga saat ini tercatat virus ini sudah terdeteksi di 13 negara.
Berbagai negara seperti Amerika, Italia, Tiongkok dan lainnya membatasi para warganya agar terhindar dari virus tersebut salah satunya dengan membatalkan penerbangan, dilarang bepergian ke antar negara, membatasi wisatawan yang masuk hingga menutup perbatasan langsung dengan China.
Terkait kekhawatiran penyebaran virus corona ini khususnya di daerah Cileunyi, Kepala Pusat Kesehatan (Puskesmas), dr Elfi, mengimbau masyarakat Desa Cinunuk dan Cimekar khususnya, umumnya masyarakat Kecamatan Cileunyi agar tidak panik dan tetap tenang dalam menyikapi penyebaran virus corona, meski Gubernur Jawa Barat telah menetapkan siaga satu.
Elfi menambahkan bahwa masyarakat harus mempraktikkan etika batuk yang benar, cuci tangan pakai sabun dan gunakan alat perlindungan diri sesuai sesuai kebutuhan. “Jika sudah ada gejala, segera berobat ke petugas kesehatan. Sekali lagi kita berharap pada masyarakat, tak perlu panik dan tetap tenang, tetap waspada serta tetap berpikir positif,” pungkas Elfi.
Dari fakta diatas Indonesia menjadi salah satu negara yang terkena virus ini, namun begitu minimnya pencegahan yang dilakukan pemerintah dan juga tidak adanya panduan kepada masyarakat dalam pencegahan wabah virus corona (Covid-19).
Hal ini membuat kebingungan di masyarakat yang menyebabkan salah satunya adalah panic buying, serta perbedaan perlakuan di masing-masing kantor pelayanan publik. Panic buying juga menjadi salah satu akibat yang ditimbulkan lantaran kurangnya sosialisasi dan ketidaktahuan masyarakat.
Sehingga, harga-harga seperti masker dan juga sanitizer menjadi mahal bahkan langka.
Pencegahan yang dilakukan pemerintah Indonesia terlihat tidak maksimal jika ditinjau dari alat pendeteksi Corona yang terbilang belum canggih dan tidak akurat, hanya sebatas pendeteksi suhu tubuh saja.
Sementara itu, sikap pemerintah yang masih membiarkan wisatawan masuk ke Indonesia berbeda dengan negeri lain sudah menutup akses keluar masuknya asing meski merugikan pendapatan negaranya. Arab Saudi misalnya. Banyak jamaah umrah yang akhirnya batal berangkat ke Mekkah lantaran larangan dari pemerintah Saudi, padahal secara materi pembatalan ini berimbas pada pemasukan negara tersebut.
Pemerintah Indonesia justru menganggarkan biaya untuk mendanai pengguna media sosial atau influencer dalam paket insentif pariwisata guna menangkal efek negatif penyebaran virus Corona atau Covid-19. Anggaran senilai Rp72 miliar ini diklaim dapat meningkatkan promosi pariwisata, sehingga lebih banyak orang mau bepergian ke destinasi di Indonesia. (Tirto.id Selasa 25/2/2020)
Sungguh sangat disayangkan tindakan yang dilakukan pemerintah yang cenderung lebih memilih investasi asing dibandingkan dampak terhadap kesehatan rakyatnya.
Sebenarnya, wabah virus yang mematikan sudah ada sejak zaman nabi. Wabah tersebut salah satunya adalah kusta yang menular dan mematikan. Rasulullah saw bersabda:
"Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya.
Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu." (HR Bukhari)
Kendati telah berkali-kali mengatakan bahwa pemerintah siap menghadapi wabah ini, tapi tak ada penjelasan yang utuh tentang sejauh mana tindakan pencegahan itu dilakukan dan bagaimana impelementasinya.
Dalam Islam untuk menangani wabah virus, Nabi punya cara yang sangat efektif serta relevan dengan zaman dan bisa diterapkan oleh dunia kedokteran modern. Dalam Islam mengatasi masalah wabah penyakit yaitu dengan melakukan metode karantina yang sudah diterapkan sejak zaman Rasulullah saw untuk mencegah wabah penyakit menular menjalar ke wilayah lain.
Rasulullah saw membangun tembok disekitar daerah yang terjangkit wabah. Peringatan kehati-hatian pada penyakit kusta juga dikenal luas pada masa hidup Rasulullah saw. Hadits diatas ini diucapkan belasan abad yang lalu dan sama persisnya dengan metode karantina yang digunakan dalam penanganan wabah virus.
Selain itu jika ada sebuah daerah atau komunitas terjangkit penyakit Tha’un, beliau memerintahkan untuk mengisolasi atau mengkarantina para penderitanya ditempat isolasi khusus. Jauh dari pemukiman penduduk. Ketika diisolasi, penderita diperiksa secara detail.
Lalu dilakukan langkah-langkah pengobatan dengan pantauan ketat. Cara penanganan seperti ini juga pernah dilakukan Umar bin Khaththab ketika beliau jadi khalifah kaum muslimin.
Seperti itulah, seharusnya penguasa bertanggung jawab atas segala persoalan yang mendera rakyatnya, diantaranya dalam menghadapi wabah penyakit menular.
Menerapkan aturan Islam secara kaffah dalam segala aspek kehidupan kita seperti yang dicontohkan Rasulullah saw adalah modal terbaik bagi kehidupan yang penuh rahmat dari Allah.
Betapa bersyukurnya ketika kita masih terjauhkan dari penyakit tersebut, maka bersyukurlah kepada Allah dan mohonlah perlindungan dari-Nya. Kembali pada sistem syariah kaffah, khilafah adalah kebutuhan yang mendesak bagi bangsa ini dan dunia.
Wallahu a’lam bish-shawab.
Ditulis Oleh : Khansa Al Hakiimah
Ummu Warrabatul Bayt dan Pegiat Dakwah
Mitra Rakyat.com
Penyebaran virus corona yang begitu cepat, membuat siapapun khawatir, virus ini terus menyebar dengan cepat dan menginfeksi manusia di berbagai belahan dunia layaknya flu biasa. Menurut laman detik.com, hingga saat ini tercatat virus ini sudah terdeteksi di 13 negara.
Berbagai negara seperti Amerika, Italia, Tiongkok dan lainnya membatasi para warganya agar terhindar dari virus tersebut salah satunya dengan membatalkan penerbangan, dilarang bepergian ke antar negara, membatasi wisatawan yang masuk hingga menutup perbatasan langsung dengan China.
Terkait kekhawatiran penyebaran virus corona ini khususnya di daerah Cileunyi, Kepala Pusat Kesehatan (Puskesmas), dr Elfi, mengimbau masyarakat Desa Cinunuk dan Cimekar khususnya, umumnya masyarakat Kecamatan Cileunyi agar tidak panik dan tetap tenang dalam menyikapi penyebaran virus corona, meski Gubernur Jawa Barat telah menetapkan siaga satu.
Elfi menambahkan bahwa masyarakat harus mempraktikkan etika batuk yang benar, cuci tangan pakai sabun dan gunakan alat perlindungan diri sesuai sesuai kebutuhan. “Jika sudah ada gejala, segera berobat ke petugas kesehatan. Sekali lagi kita berharap pada masyarakat, tak perlu panik dan tetap tenang, tetap waspada serta tetap berpikir positif,” pungkas Elfi.
Dari fakta diatas Indonesia menjadi salah satu negara yang terkena virus ini, namun begitu minimnya pencegahan yang dilakukan pemerintah dan juga tidak adanya panduan kepada masyarakat dalam pencegahan wabah virus corona (Covid-19).
Hal ini membuat kebingungan di masyarakat yang menyebabkan salah satunya adalah panic buying, serta perbedaan perlakuan di masing-masing kantor pelayanan publik. Panic buying juga menjadi salah satu akibat yang ditimbulkan lantaran kurangnya sosialisasi dan ketidaktahuan masyarakat.
Sehingga, harga-harga seperti masker dan juga sanitizer menjadi mahal bahkan langka.
Pencegahan yang dilakukan pemerintah Indonesia terlihat tidak maksimal jika ditinjau dari alat pendeteksi Corona yang terbilang belum canggih dan tidak akurat, hanya sebatas pendeteksi suhu tubuh saja.
Sementara itu, sikap pemerintah yang masih membiarkan wisatawan masuk ke Indonesia berbeda dengan negeri lain sudah menutup akses keluar masuknya asing meski merugikan pendapatan negaranya. Arab Saudi misalnya. Banyak jamaah umrah yang akhirnya batal berangkat ke Mekkah lantaran larangan dari pemerintah Saudi, padahal secara materi pembatalan ini berimbas pada pemasukan negara tersebut.
Pemerintah Indonesia justru menganggarkan biaya untuk mendanai pengguna media sosial atau influencer dalam paket insentif pariwisata guna menangkal efek negatif penyebaran virus Corona atau Covid-19. Anggaran senilai Rp72 miliar ini diklaim dapat meningkatkan promosi pariwisata, sehingga lebih banyak orang mau bepergian ke destinasi di Indonesia. (Tirto.id Selasa 25/2/2020)
Sungguh sangat disayangkan tindakan yang dilakukan pemerintah yang cenderung lebih memilih investasi asing dibandingkan dampak terhadap kesehatan rakyatnya.
Sebenarnya, wabah virus yang mematikan sudah ada sejak zaman nabi. Wabah tersebut salah satunya adalah kusta yang menular dan mematikan. Rasulullah saw bersabda:
"Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya.
Tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu." (HR Bukhari)
Kendati telah berkali-kali mengatakan bahwa pemerintah siap menghadapi wabah ini, tapi tak ada penjelasan yang utuh tentang sejauh mana tindakan pencegahan itu dilakukan dan bagaimana impelementasinya.
Dalam Islam untuk menangani wabah virus, Nabi punya cara yang sangat efektif serta relevan dengan zaman dan bisa diterapkan oleh dunia kedokteran modern. Dalam Islam mengatasi masalah wabah penyakit yaitu dengan melakukan metode karantina yang sudah diterapkan sejak zaman Rasulullah saw untuk mencegah wabah penyakit menular menjalar ke wilayah lain.
Rasulullah saw membangun tembok disekitar daerah yang terjangkit wabah. Peringatan kehati-hatian pada penyakit kusta juga dikenal luas pada masa hidup Rasulullah saw. Hadits diatas ini diucapkan belasan abad yang lalu dan sama persisnya dengan metode karantina yang digunakan dalam penanganan wabah virus.
Selain itu jika ada sebuah daerah atau komunitas terjangkit penyakit Tha’un, beliau memerintahkan untuk mengisolasi atau mengkarantina para penderitanya ditempat isolasi khusus. Jauh dari pemukiman penduduk. Ketika diisolasi, penderita diperiksa secara detail.
Lalu dilakukan langkah-langkah pengobatan dengan pantauan ketat. Cara penanganan seperti ini juga pernah dilakukan Umar bin Khaththab ketika beliau jadi khalifah kaum muslimin.
Seperti itulah, seharusnya penguasa bertanggung jawab atas segala persoalan yang mendera rakyatnya, diantaranya dalam menghadapi wabah penyakit menular.
Menerapkan aturan Islam secara kaffah dalam segala aspek kehidupan kita seperti yang dicontohkan Rasulullah saw adalah modal terbaik bagi kehidupan yang penuh rahmat dari Allah.
Betapa bersyukurnya ketika kita masih terjauhkan dari penyakit tersebut, maka bersyukurlah kepada Allah dan mohonlah perlindungan dari-Nya. Kembali pada sistem syariah kaffah, khilafah adalah kebutuhan yang mendesak bagi bangsa ini dan dunia.
Wallahu a’lam bish-shawab.