Mitra Rakyat

Mitra Rakyat.com (Pasbar)

Mitra Rakyat.com (Pasbar)

Mitra Rakyat.com(Pasbar)

Mitra Rakyat.com (Padang)


Diding Grimon salah seotang atlet Binaraga berasal dari Kota Padang dan juga merupakan atlet Binaan Koni Sumbar, yang dipercaya tim Persatuan Angkat Berat Besi dan Binaraga Seluruh Indonesia( PABBSI) Pusat, untuk mewakili Indonesia pada Kejuaraan South East Asian Bodybuilding and Phisiqu Champion du Myanmar tangal 17/5 lalu, berhasil menduduki peringkat ke 3 dengan torehan medali Perunggu dari 12 Negara peserta.


Kejuaraan South East Asian Bodybuilding and Phisiqu Champion yang dilaksanakan di Convention Center Yangon Myanmar tangal 17 bulan Mei 2019 kemarin, merupakan pengalaman yang cukup indah bagi Diding, sapaan akrab atlet Binaraga asal Kota Padang ini, kenapa, selama ini Diding, yang selalu bermain di kelas 90 sampai 95kg, namun dengam pemberitahuan yang begitu mendadak serta direntang waktu yang cukup singkat, membuat segala persiapan Diding, harus serba cepat, dan alhamdulliah, meskipun dengan persiapan yang serba tergesa-gesa, akhirnya Diding, mampu memperlihakat kelasnya, dengan torehan medali Perunggu atau perigkat ke 3 dari 12 Negara yang ikut dalam kejuaraan tersebut.


Dikatakan Diding, melalui Whasap( WA) ini adalah kado bagi saya pribadi di bulan Ramadhan, semoga nantinya pada kejuaraan yang lain, dan dengan persiapan yang lebih matang, akan saya berikan lebih dari ini buat Kota Padang dan Sumbar.


" Semoga pada kejuaraan yang lain nantinya, saya akan mampu memberikan yang terbaik lagi bagi Kota Padang dan Sumbar, " terang ayah dua anak ini.


Sementara itu, Ketua Umum KONI Padang, yang mendapatkan lansung kiriman foto saat pertandingan Diding di Myanmar, mengatakan, alhamdulliah itulah yang pertama kali terucap saat Diding mengatakan, bahwa dia menduduki peringkat ke 3 dari 12 Negara yang ikut, semoga kedepan Diding, akan lebih berjaya lagi,  sekali lagi selamat buat Diding Grimon, semoga sukses selalu dan kembali ke Indonesia dan ke Padang dengan selamat.( Aca )

Mitra Rakyat.com (Padang)


Satu tahun sudah Andre (18) tidak lagi bersekolah. Karena tidak memiliki biaya, ia harus membantu ibunya mencari nafkah dan membesarkan tiga orang adiknya; Opik (11), Alika (8), dan Bening (7 bulan). Sedangkan ayahnya, sudah meninggal dunia sekitar satu tahun yang lalu. Andre harus berhenti memakai seragam salah satu SMA Swasta di semester 1 kelas X.

Saat rumahnya dikunjungi Wali Kota Mahyeldi bersama Tim Singgah Sahur Kota Padang, Sabtu (18/5/2019), di Air Pacah, Andre mencurahkan isi hatinya (curhat). Ia menceritakan minatnya, menjelaskan bakatnya, dan mengungkapkan cita-citanya. “Saya ingin menjadi seorang chef profesional, Pak Wali”, ujar Andre kepada Wali Kota dan Tim Singgah Sahur usai makan sahur bersama.


Gayung pun bersambut. Di depan ibunya Andre, Rina (45), Wali Kota Mahyeldi langsung mengatakan akan mencarikan solusi dan sekolah yang cocok untuk Andre. Begitu juga dengan bantuan modal usaha bagi Rina, pendampingan kesehatan bagi Rina dan bayinya, melakukan bedah rumah agar layak huni, punya kamar mandi, dan air yang bersih, serta program binaan dan pendampingan sosial lainnya. 

Saat diwawancarai Humas Kota Padang dan Insan Pers usai sahur bersama, Mahyeldi menjelaskan, kunjungan Tim Singgah Sahur ke rumah tangga miskin sebetulnya untuk menggali seluruh persoalan yang dialami oleh rumah tangga miskin. Karena masalah kemiskinan, pasti mendatangkan persoalan lain.

“Oleh karena itu, Tim Singgah Sahur ini diikuti dan melibatkan Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Baznas, PDAM, Bappeda, dan unsur terkait lainnya,” terang Mahyeldi.


“Disamping bersilaturrahmi dengan rumah tangga miskin, kita juga ingin membahagiakan saudara kita ini di saat Ramadhan. Dengan berkunjung kerumahnya, sahur bersama sembari bercerita, mendengarkan curahan hatinya, dan memberikan bantuan”, imbuhnya lagi.

Ia juga mengimbau agar seluruh Lurah di Kota Padang maksimal mengunjungi warganya, mendata seluruh warganya. Sehingga mengetahui semua permasalahan warga dan lingkungannya. “Pagi hari Lurah masuk kantor. Setelah itu langsung ke lapangan mencek permasalahan-permasalahan”, tutur Mahyeldi.

Ditambahkannya, setiap kelurahan harus memiliki data lengkap masing-masing rumah. Termasuk permasalahan yang dihadapi, jumlah pendapatan, jumlah RT miskin dan potensi ekonomi yang dimiliki. Agar perlakuan dan tindakan setiap masalah dan persoalan bisa tepat sasaran. (*)

Mitra Rakyat.com (Pasbar)