Latest Post

1 #Kajati #Kajari #Sumbar #Pasbar 4 #Pasbar 1 #Pasbar #IMI 1 #sunatanmasal #pasbar #kolaboraksi 1 17 Agustus 1 AAYT 1 Administrasi 8 Agam 1 Agama 1 Aia Gadang 1 Air mata 1 Ajudan 1 Akses 4 Aksi 1 Amankan 1 Ambulance 1 Anam Koto 1 Anggaran 6 APD 1 Arogan 3 Artikel 1 Aset 1 Asimilasi 1 ASN 1 Atlet 1 ATR 2 Aturan 1 Babinkamtibmas 1 Baharuddin 1 Balon 1 Bandung 1 Bansos 1 Bantah 7 Bantuan 1 Batu Sangkar 1 Bawaslu 1 Baznas 1 Baznas Pasbar 1 Bebas 1 Bedah Rumah 1 Belajar 1 Belanja 4 Bencana 2 Berbagi 1 Berjoget 1 Bhakti 1 Bhayangkara 1 Bhayangkari 2 Bina Marga 1 BK 1 BKPSDM 1 BLPP 1 BLT Dana Desa 3 BNN 4 BNNK 1 Bocah 1 Bogor 1 Box Redaksi 1 Boyolali 9 BPBD 1 BPK RI 1 BPN 1 BTN 1 BTT 9 Bukittinggi 1 Bully 17 Bupati 3 Bupati Pasbar 1 Cacat Hukum 1 Calon 1 Camat 1 Cerpen 6 Corona 1 Covid 29 Covid 19 16 Covid-19 1 CPNS 1 cross 1 dampak 1 Dana 1 Dandim 1 Data 1 Demo 1 Dermawan 3 Dharmasraya 1 Dilaporkan 1 dinas 2 Dinkes 1 Dinsos 2 Direktur 3 Disinfektan 4 DPC 2 DPD 1 DPD Golkar 1 DPD PAN 1 DPP 12 DPRD 3 DPRD Padang 1 DPRD Pasbar 1 Dukungan 1 Duta Genre 1 Emma Yohana 2 Erick Hariyona 1 Ershi 1 Evakuasi 1 Facebook 1 Forkopimda 1 Formalin 1 Fuso 1 Gabungan 1 Gempars 1 Geoaprk 3 Gerindra 1 Gor 1 Gudang 3 gugus tugas 3 Hakim 2 HANI 1 Hari raya 1 Haru. 1 Hilang 1 Himbau 2 Hoax 1 Hujat 2 Hukum 1 Humas 1 HUT 1 Hutan Kota 1 idul adha 1 Ikan Tongkol 1 Iklan video 1 Ikw 2 Ilegal mining 1 Incasi 1 Inspektorat 1 Intel 3 Isolasi 1 Isu 1 Jabatan 34 Jakarta 3 Jalan 1 Jambi 3 Jateng 6 Jubir 1 Jumat berbagi 1 Jurnalis 10 Kab. Solok 2 Kab.Agam 4 Kab.Padang Pariaman 3 Kab.Pasaman 2 Kab.Solok 3 Kab.Solok Selatan 1 Kabag 3 Kabid 4 Kabupaten Pasaman 1 Kader 3 Kadis 1 Kajari 2 Kalaksa 1 Kanit 1 Kapa 10 Kapolres 1 Karantina 6 Kasat 1 Kasi 1 KASN 1 Kasubag Humas 1 Kasus 1 Kebakaran 1 Kejahatan 1 Kemanusiaan 1 Kemerdekaan 2 Keracunan 1 Kerja 1 Kerja bakti 1 kerjasama 2 Kesbangpol 1 Kesenian Daerah 1 Kesra 2 Ketua 2 Ketua DPRD 1 Kinali 2 KKN 1 Kodim 2 KOK 3 Kolaboraksi 2 Komisi 1 Komisioner 4 KONI 1 KONI PASBAR 1 Kontak 1 Kontrak 1 Kopi 4 Korban 1 Korban Banjir 1 Korupsi 16 Kota Padang 2 Kota Solok 3 KPU 2 Kriminal 4 kuasa hukum 1 Kuliah 1 Kupon 1 Kurang Mampu 1 Kurban 1 Labor 1 Laka Lantas 1 Lalulintas 1 Lantas 5 Lapas 3 Laporan 1 Laporkan 2 Laskar 1 Lebaran 2 Lembah Melintang 1 Leting 1 Limapuluh Kota 1 LKAAM 1 Lubuk Basung 3 Maapam 3 Mahasiswa 1 Maligi 1 Masjid 3 Masker 1 Medsos 1 Melahirkan 1 Mengajar 2 Meninggal 5 Mentawai 1 metrologi 1 Milenial 1 MoU 1 MPP 1 MRPB 2 MRPB Peduli 1 MTQ 2 Mujahidin 3 Muri 1 Nagari 1 Narapidana 6 Narkoba 28 Nasional 1 Negara 2 Negatif 5 New Normal 2 New Pasbar 88 News Pasbar 1 Ngawi 1 ninik mamak 2 ODP 1 OfRoad 2 Oknum 2 olah raga 2 Operasi 127 Opini 1 Opino 1 OTG 2 PAC 1 Pada 725 Padang 7 Padang Panjang 19 Padang Pariaman 1 Painan 1 Pakar 4 Pandemi 1 Pangan 1 Pantai Maligi 1 Panti Asuhan 6 Pariaman 1 Paripurna 2 pariwara 1 Pariwisata 1 Partai 1 Pasaan 93 Pasaman 27 Pasaman Barat 556 Pasbar 1 Pasbat 1 Pasien 1 Paslon 1 Patuh 4 Payakumbuh 1 Pdamg 2 PDIP 4 PDP 6 Peduli 1 peduli lingkungan 1 Pegawai 2 Pelaku 3 Pelanggaran 3 Pemalsuan 1 Pemasaran 1 pembelian 1 Pembinaan 1 Pemda 1 Pemerasan 3 Pemerintah 1 Pemerintahan 1 Pemilihan 1 Pemilu 2024 65 Pemko Padang 1 Pemuda 1 Penanggulangan 1 penangkapan 2 Pencemaran 2 Pencuri 1 pendidikan 2 Pengadaan 2 Pengadilan 1 Penganiayaan 1 Pengawasan 1 Penggelapan 1 Penghargaan 1 penusukan 1 Penyelidikan 1 Penyu 1 Perantauan 1 Perawatan 3 Perbatasan 1 Peredaran 1 Periode 1 Perjalanan 1 perkebunan 3 Pers 1 Pertanahan 3 Perumda AM Kota Padamg 8 Perumda AM Kota Padang 2 Perumda Kota Padang 51 Pessel 3 Pilkada 1 Pinjam 1 PKH 1 PKK 1 Plasma 1 Plt 2 PN 1 PN Pasbar 2 PNS 3 pol pp 1 Polda Sumbar 4 Polisi 6 Politik 28 Polres 6 Polres Pasbar 1 Polsek 1 Pos 3 Pos perbatasan 6 Positif 2 posko 1 potensi 1 PPM 1 Prestasi 4 PSBB 1 PSDA 1 Puan 2 PUPR 1 Pusdalops 2 Puskesmas 1 Pustu 1 Rapid Test 2 razia 1 Rekomendasi 3 Relawan 1 Reses 1 Reskrim 1 Revisi 1 RI 1 Riau 8 RSUD 1 RSUP M Djamil 1 RTLH 1 Rumah Sakit 1 Rusak 1 Sabu 1 Samarinda 1 Sapi 2 SAR 8 Satgas 2 Satlantas 1 SE 4 Sekda 1 Sekda Pasbar 1 Selebaran 8 Sembako 1 Sertijab 1 Sewenang wenang 1 Sidak 13 sijunjung 1 Sikilang 2 Singgalang 1 sirkuit 2 SK 1 Snar 2 Solo 5 Solok 4 Solok Selatan 6 SolSel 4 sosial 2 Sosialisasi 2 Sumatera Barat 146 Sumbar 1 Sumbar- 1 Sumur 1 Sunatan massal 1 sungai 1 surat kaleng 6 swab 2 Talamau 1 Talu 1 Tanah 21 Tanah Datar 1 Target 1 Tata Usaha 1 teluk tapang 1 Temu ramah 2 Terisolir 1 Terminal 1 Tersangka 5 Thermogun 1 Tidak layak Huni 2 Tilang 1 Tindak Pidana Korupsi 1 tipiter 1 TMMD 2 TNI 1 TNI AL 1 Tongkol 1 TP.PKK 1 tradisional 1 Transparan 1 trenggiling 1 tuak 2 Tukik 1 Tumor 1 Ujung Gading 1 Ultimatum 1 Uluran 1 Unand 1 Upacara 1 Update 1 usaha 1 usir balik 1 Verifikasi 1 Virtual 1 wakil bupati 4 Wali Nagari 2 wartawan 1 Waspada 1 Wirid Yasin 1 Yamaha Vega 2 Yarsi 2 Yulianto 1 ZI 1 Zona Hijau 1 Zona Merah


Mitra Rakyat.com(Padang Panjang) 
Pohon besar roboh menghalangi jalan mengakibatkan kemacetan di sepanjang jalan penghubung Padang- Bukittinggi, tepatnya di Lembah Anai Kota Padang Panjang, Sumbar.

Hujan lebat disertai angin kencang hampir seluruh Kabupaten/ Kota di Sumbar disinyalir penyebab pohon tumbang, Minggu (23/02/2020). Menurut keterangan Dafrizal salah satu warga Padang Panjang mengatakan, saat itu hujan cukup deras disertai "angin dan cuaca seperti ini hampir setiap hari kami rasakan, mungkin ini salah satu penyebab pohon tumbang", tutur Dafrizal.

Mendapat laporan dari pihak kepolisian  Kota Padang Panjang, Dinas BPBD langsung bergerak cepat kelapangan untuk menyikapi laporan tersebut, "kami mendapat laporan sekitar pukul 09.30 wib dan kami langsung menuju tempat kejadian dan langsung melakukan evakuasi serta tidak ada korban jiwa" kata Afrizal, Kabid tanggap kedaruratan BPBD Kota Padang Panjang.

Sampai berita ini di terbitkan  pihak BPBD bersama TNI-Polri dan Relawan Siaga Bencana beserta pengendara kendaraan yang terjebak macet, berhasil memindahkan pohon tumbang tersebut dengan cara di potong, dan arus lalu-lintas dari arah Padang begitu pun sebaliknya menuju Bukittinggi kembali normal. (Pen/Romi)

Polres Pasbar Gandeng Pemkab Pasaman Barat Tanam 5000 Mangrove di Pantai Taluak Batiang
 
Mitra Rakyat (Pasbar)
Bupati Pasaman Barat (Pasbar) H. Yulianto didampingi Istri, Sifrowati Yulianto yang juga anggota DPRD Pasaman Barat bersama Kapolres Pasbar AKBP, Ferry Herlambang lakukan penanaman Mangrove di Pantai Taluak Batiang, Jorong Mandiangin, Nagari Katiagan, Kecamatan Kinali, Jum'at (21/02).

Turut hadir di acara tersebut, Kapolsek Kinali IPTU Heryanto, Babinsa Wali Nagari Katiagan, Kepala Jorong dan juga Beberapa Kepala OPD Kabupaten Pasaman Barat lainnya. Bupati beserta Rombongan, tiba di lokasi sekitar jam 09.45 WIB, dan disambut baik oleh Wali Nagari Katiagan, Jorong Mandiangin, dan juga masyarakat yang turut hadir.

Wali Nagari Katiagan Endang Putra, dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih kepada undangan yang  hadir pada acara penanaman Mangrove tersebut. Dalam kesempatan yang sama Endang juga menyampaikan bahwa kegiatan tersebut adalah program dari Mabes Polri tentang peduli dengan penghijauan jadi bukan hanya melindungi dan melayani akan tetapi juga berperan aktif dibidang lingkungan.

"Acara penanaman pohon Mangrove ini Program dari polri, karna polri peduli dengan lingkungan," terangnya.

Sementara itu Kapolres Pasaman Barat, AKBP. Ferry Herlambang menyampaikan terima kasih kepada semua peserta yang telah hadir, ini adalah salah satu bentuk pengayoman terhadap masyarakat dan lingkungan, sudah menanam kurang lebih 5000 pohon, di daerah lainnya.

"Program kita adalah, peduli kepada masyarakat, semoga kedepannya penanaman pohon manggrove ini bisa di lanjutkan oleh masyarakat, karena bisa mengatasi global warming," katanya.

Selain itu Bupati Pasbar, H. Yulianto juga menyampaikan masalah pembangunan dikarenakan akses jalan yang dilalui untuk mencapai Nagari Katiagan masih belum maksimal.

"Sudah saya perintahkan dinas terkait, untuk mensurvei jalan, jalur dua saik ke pasaman baru, mohon dukungan ke semua pihak, pantai barat dan jalur dua di kabupaten Pasaman Barat, 86 km, jembatan 15 dan 10 lagi mau di bangun. Agar pembangunan jalan pantai barat menjadi prioritas, dan akan dimulai tahun 2021 agar menjadi kota wisata," terangnya

Ia menamabah kan pembangunan di kabupaten Pasang barat, itu semua berkat bersama seperti DPRD Pasbar dan ninik mamak, seperti yang baru ini Pemda Pasbar mendapatkan dana untuk lanjutan pelabuhan teluk tapang. "Basamo Mangko Bajadi," ujarnya.(Dedi/*)


PN Pasbar Sambut Kedatangan Tim Pegawasan ZI Pengadilan Tinggi Sumbar 
Mitra Rakyat (Pasbar)
Pengadilan Tinggi Sumatera Barat Kunjungi  Pengadilan Negeri Pasaman Barat. Kunjungan Pengadilan Tinggi Sumbar ini merupakan Agenda Rutin Pengawasan Daerah, Surveilance Akreditasi Penjaminan Mutu (APM), Persiapan Zona Integritas (ZI), dan Uji Petik Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (RB).
Kegiatan yang di laksanakan sejak Rabu hingga Kamis,(19/02/02).Tim Assesor dari Pengadilan Tinggi Sumatera Barat di ketuai oleh Drs. Panusunan Harahap, SH., MH., dan Anggota H. Ramli Darasah, SH., M.Hum., H. Sutadi Widayanto, SH., M.Hum., serta Syaifoni, SH., M.Hum.
Kedatangan Tim Pengadilan Tinggi Sumatera Barat disambut langsung oeh Ketua Pengadilan Negeri Pasaman Barat Aries Sholeh Efendi, SH., MH., didampingi oleh para Hakim dan Pejabat Struktural.
Humas Pengadilan Negeri Pasaman Barat Zulfikar Berlian mengatakan, kegiatan diawali dengan menggelar Opening Meeting, dengan mengumpulkan seluruh Pimpinan, Hakim, Pejabat dan Pegawai Pengadilan Negeri di Ruang Sidang Utama. Dalam acara ini, Tim memaparkan agenda-agenda yang akan dilaksanakan selama 2 hari ke depan. Dalam acara ini juga dilakukan penandatangan nota kesepahaman antara Ketua Tim dengan Ketua Pengadilan Negeri Pasaman Barat.
Usai Opening Meeting, Tim Assesor segera mengumpulkan seluruh personil Tim Reformasi Birokrasi (RB) dan Zona Integritas (ZI) Pengadilan Negeri Pasaman Barat. untuk dilakukan uji petik dokumen dan pemaparan kegiatan Tim RB ZI Pengadilan Negeri Pasaman Barat, Agenda ini berlangsung hingga sore hari.
"Di hari kedua, Kamis (20/02), Tim Assesor melanjutkan kegiatan dengan agenda Pengawasan Daerah dan Surveilance APM. Tim Assesor secara bergiliran memantau seluruh ruangan, baik ruang Hakim, Kepaniteraan, Kesekretariatan maupun ruang-ruang pelayanan," terang Zulfikar Berlian.
Lebih lanjut Humas Pengadilan Negeri Pasaman Barat menjelaskan, Usai  melakukan pemeriksaan dan menggelar rapat tertutup, Tim Assesor mengumpulkan seluruh personil Pengadilan Negeri Pasaman Barat untuk melaksanakan agenda terakhir yaitu Closing Meeting.
Dalam acara ini, Tim menyampaikan hasil dari kegiatan Pengawasan Rutin Daerah, Surveilance Akreditasi Penjaminan Mutu (APM), Persiapan Zona Integritas (ZI), dan Uji Petik Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (RB) Secara umum.
Tim mengapresiasi kinerja Pengadilan Negeri Pasaman Barat dalam pelaksanaan Tupoksi, APM, RB dan ZI. Tim memberikan nilai yang sangat memuaskan untuk Pengadilan Negeri Pasaman Barat.
"Meskipun Kedatangan Tim Pengadilan Tinggi Sumatera Barat selama dua (2) hari dan memiliki jadwal padat, namun persidangan di Pengadilan Negeri Simpang Empat tetap berjalan seperti biasanya," tutup Humas Pengadilan Negeri Pasaman Barat Zulfikar Berlian. (Dedi)


Opini
Ditulis Oleh : Nuni Toid
Pegiat Dakwah dan Member Akademi Menulis Kreatif

Mitra Rakyat.com
Musim hujan telah tiba. Semua penduduk bumi  tanpa terkecuali bersyukur dan bergembira menyambut musim ini. Betapa tidak, tanah yang tadinya kering subur kembali, hutan yang gundul menghijau kembali. Dan sumur-sumur warga yang kekeringan pun mulai mengalir lagi. Karena hujan adalah rahmat dari Allah Swt yang tak ternilai harganya. Namun kita perlu waspada karena di musim hujan pun  banyak terjadi bencana. Seperti bencana banjir, tanah longsor, dan bencana alam lainnya.

Seperti yang terjadi saat ini. Karena guyuran akibat air hujan yang berkepanjangan menimbulkan bencana banjir di sejumlah wilayah yang ada di kabupaten Bandung khususnya di wilayah Cileunyi.

Dilansir oleh 86News.com (Jum'at, 07/02/2020) bahwa guyuran akibat air hujan yang berkepanjangan menimbulkan bencana banjir di sejumlah wilayah yang ada di Kabupaten Bandung khususnya di wilayah Cileunyi ada beberapa wilayah di Kecamatan Cileunyi yang salah satunya seperti yang terjadi di Kompleks Taman Cileunyi RW. 22 Desa Cileunyi Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung dan komplek Bumi Panyawangan Cluster Mahoni, Cempaka dan Rasamala Desa Cileunyi Kulon Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung terkena dampak banjir akibat tanggul sungai yang ada di sekitar kompleks pemukiman warga jebol.

Jebolnya tanggul sungai mengakibatkan beberapa ruas akses jalan yang ada di Kompleks Taman Cileunyi dan Kompleks Bumi Panyawangan Desa Cileunyi Kulon Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung ini terendam oleh banjir.

Intensitas hujan yang cukup  tinggi menjadi faktor utama jebolnya tanggul sungai tersebut. Debit air yang cukup deras dan dalam kapasitas tinggi menyebabkan dinding tembok tidak kuat untuk menahan arus air sehingga jebol, air meluap, kemudian merendam akses jalan yang ada di beberapa ruas jalan di area kompleks tersebut.

Dari hasil pantauan Bhabinkamtibmas Desa Cileunyi Kulon Polresta Bandung Aiptu S.I Mardiana mengatakan bahwa ketinggian air akibat banjir yang merendam air Kompleks Taman Cileunyi sekitar 60 cm/setara dengan lutut orang dewasa, akibatnya aktivitas warga pun menjadi terhambat sehingga kendaraan roda 2 maupun roda 4 tidak  dapat melintasi jalan tersebut.

Kapolres Bandung Kombes Pol Hendra Kurniawan, S. IK melalui Kapolsek Cileunyi Kompol Sururi, SH mengatakan bahwa "Bhabinkamtibmas Desa yang di wilayahnya terkena dampak bencana banjir harus sering monitor dan pantau perkembangan situasi serta berikan pelayanan yang prima supaya kehadiran polri di tengah-tengah masyarakat dapat dirasakan sepenuhnya, sehingga dengan adanya polri di lapangan segala perkembangan terkait masalah banjir dapat segera ditangani dan diatasi secara profesional dan dengan cepat merespon."

Miris. Setiap musim hujan masyarakat selalu dibayangi ketakutan akan bencana yang selalu datang di musim ini.  Dan melihat beberapa fakta di atas, bisa kita simpulkan ada beberapa faktor yang  menyebabkan terjadinya bencana banjir. Di antara penyebabnya karena faktor   alam dan akibat ulah manusia itu sendiri.

Hujan adalah rahmat  dari Sang Maha Kuasa. Tapi apabila hujan turun terus-menerus dengan kapasitas yang tinggi akan membuat tanggul yang fungsinya sebagai penampung dan penahan air lambat laun akan mengalami kerusakan dan akhirnya ambruk. Tetapi karena dalam pembangunannya dipegang oleh pemilik modal (pengusaha) maka wajar dalam pengelolaannya tidaklah sempurna, Dan dikerjakan dengan asal-asalan dengan  tidak profesional dan  tidak memperhatikan dampaknya  bagi masyarakat dan lingkungan.

Kondisi ini juga diperparah dengan kebiasaan masyarakat yang belum sadar pentingnya membuang sampah pada tempatnya. Hingga akhirnya sampah menumpuk banyak di sungai-sungai, got-got. Hingga kemudian menghalangi saluran air dan menyebabkan air sungai meluap, maka terjadilah banjir.

Faktor lain yang tak kalah pentingnya adalah penggundulan hutan, penambangan pohon liar dan pembakaran hutan yang disebabkan oleh segelintir kepentingan manusia. Pegunungan dan hutan yang harusnya berfungsi sebagai penyerapan air hujan kini beralih lahan menjadi perkebunan, dan perladangan.

Bahkan sebagian besar hutan yang gundul dibangun untuk perumahan, pertokoan, dan fasilitas yang lain. Dengan tidak mengindahkan dampak lingkungan yang akan terjadi. Akibatnya bila musim hujan tiba akan terjadi bencana banjir dikarenakan tidak adanya pohon yang mampu menyerap air hujan melalui akar-akarnya. dan hutan yang gundul bisa  mengakibatkan erosi tanah.

Untuk mengembalikan fungsi gunung dan hutan sebagai penyimpan dan penyerapan air, harusnya ada upaya dari masyarakat untuk melestarikan lingkungan. Seperti tidak merusak hutan.  Adalah dengan cara reboisasi yaitu penanaman pohon kembali.

Beberapa manfaat reboisasi, diantaranya adalah: Pertama, mengembalikan vegetasi yang hilang. Kedua, mengembalikan kelangsungan kehidupan karena bila banyak pohon maka air yang tersimpan dalam tanah makin banyak dan bermanfaat  untuk makhluk hidup.

Ketiga, adalah untuk mengembalikan keseimbangan alam dan keseimbangan ekosistem yang mengakibatkan munculnya spesies-spesies baru untuk penghuni hutan tersebut.

Keempat, adalah dapat meningkatkan kualitas udara dan mencegah dampak pemanasan global karena adanya karbon yang diserap atmosfer. Dan karbon itulah yang akan membantu tanaman melakukan proses fotosintesis.

Disamping itu masyarakat dituntut untuk ikut aktif berperan, menjaga dan memiliki kesadaran serta kepedulian dalam menjaga kelestarian lingkungan dari tangan orang yang tidak bertanggung jawab.

Tapi dari semua faktor yang diuraikan di atas ada faktor yang sangat berperan dan paling berbahaya  dalam menyebabkan berulangnya bencana banjir dan bencana alam yang lain adalah kurang tepatnya sistematik dalam pengaturan tata kelola kota. Sehingga usaha mengatasi bencana banjir secara teknis tidaklah mencukupi. Hanya sekedar tambal sulam saja. Karena masalah utamanya  adalah penguasa menerapkan sistem kapitalisme-sekularisme.

Sistem kapitalisme yang didasarkan pada pertumbuhan ekonomi, memberikan ruang seluas-luasnya bagi penguasa dan pemilik modal (pengusaha) untuk meraih  keuntungan sebesar-besarnya. Maka tak heran saat profit oriented menjadi tujuan utama dari pemangku kebijakan. Maka muncullah banyak aturan yang memberikan kemudahan dalam pembangunan industri, perkantoran, perumahan, pertokoan, dan bisnis menggiurkan lainnya seperti villa dan hotel mewah.

Dan maraknya pembangunan yang tidak diiringi dengan efek kelanjutannya pada lingkungan sekitar. Hingga mengakibatkan hilangnya ruang terbuka hijau dan daerah resapan air. Akhirnya kemungkinan air terserap akan semakin kecil. Jika pun ada solusi ingin menambah jumlah gorong-gorong, kanal-kanal, kolam retensi seperti danau, waduk, dan embung. Tapi akan sulit dilakukan karena sebagian besar tanah sudah berganti menjadi aspal dan beton.

Begitupun dengan aturan agama yang dijauhkan dari kehidupan. Bahwa itu adalah sekularisme yang merusak. Sehingga dalam berbisnis  tidak memikirkan dampak lingkungan yang akan ditimbulkannya. Mereka melupakan dan mengenyampingkan aturan agama. Tidak merasa takut bahwa mereka diawasi oleh Sang Maha Pengawas yaitu Allah Swt. Mereka pun tidak merasa berdosa kalau  di kehidupan nanti akan dipertanggungjawabkan atas apa yang telah diperbuat  dan dilakukan. Dengan keserakahan dan kerakusannya mereka menebang pohon liar, membakar hutan dan menjadikan pegunungan berubah alih menjadi  lahan perkebunan dan  pertanian.

Maka permasalahan bencana banjir yang terjadi  terus menerus setiap tahunnya tidak akan bisa terselesaikan dengan cara teknis saja. Karena  sistem kapitalisme-sekularisme telah terbukti  nyata melahirkan banyak kebijakan yang hanya berpihak pada kepentingan penguasa dan pemilik modal (pengusaha). Bahkan nilai-nilai kapitalisme-sekularisme telah nyata mengabaikan rusaknya ekologi alam dan hajat hidup manusia. Tak heran jika kerusakan dan bencana terus terjadi. Seperti firman Allah Swt :

"Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)," (TQS ar-Ruum [30]: 41)

Berbeda jauh dengan sistem Islam. Islam adalah agama yang sempurna yang di dalamnya terdapat aturan yang lengkap dan benar yang mengatur seluruh aspek kehidupan.

Dalam mengatasi bencana banjir, Islam menjamin pembangunan harus selalu menjaga keseimbangan lingkungan. Ekonomi Islam tidak tersentralisasi dan berorientasi pertumbuhan semata, melainkan lebih berorientasi pada distribusi.

Aktivitas ekonomi akan  merata di seluruh penjuru negeri. Yang berimbas pada menurunnya kepadatan kota. Hal ini karena prinsip tata kota dalam Islam dikembangkan dengan memberikan daya dukung lingkungan. Karena Islam melarang bersikap zalim terhadap sesama manusia, hewan maupun tumbuhan.

Islam juga menetapkan tentang status kepemilikan harta di dunia. Dimana terbagi menjadi tiga, yaitu kepemilikan umum, negara dan individu. Kepemilikan umum: Barang tambang yang terus-menerus tidak habis-habis. Dan kepemilikan  negara berupa sumber alam yang melimpah, seperti: Gunung, danau, tanah yang ditinggalkan pemiliknya karena kalah perang dan lain-lain. Jenis ini tidak boleh dikuasakan dan diserahkan pengelolaannya pada individu. Negara tidak berhak mengubah kepemilikan umum menjadi milik individu. Apapun dalihnya. Termasuk membiarkan pembangunan pemukiman yang  mengancam keberadaan daerah tersebut.

Pembangunan pemukiman atau fasilitas publik lain dilakukan dengan mengutamakan faktor sanitasi karena Islam sangat menjunjung tinggi kebersihan. Maka saluran pembuangan pun menjadi aspek yang tidak boleh ditinggalkan. Termasuk saluran drainase yang memudahkan air mengalir dengan daya tampung yang mencukupi.

Dan di masa keemasan Islam, bendungan-bendungan dengan berbagai tipe telah dibangun untuk mencegah bencana banjir maupun untuk keperluan irigasi. Di provinsi Khuzestan, tepatnya di daerah Iran Selatan masih berdiri bendungan-bendungan dengan kokoh untuk irigasi dan pencegahan banjir.

Pada masa khilafah Islam. Secara berkala, khilafah mengeruk lumpur-lumpur di sungai, daerah aliran air agar tidak terjadi pendangkalan. Khilafah juga sangat ketat dalam menjaga kebersihan sungai, danau dan kanal dengan cara memberikan sanksi bagi siapa saja yang mencemari air sungai, danau dan kanal.

Khilafah juga membentuk badan khusus yang menangani bencana-bencana alam yang dilengkapi dengan peralatan-peralatan berat,  evakuasi, pengobatan dan alat-alat yang dibutuhkan untuk menanggulangi bencana.

Khilafah pun akan cepat tanggap menangani korban bencana banjir dan bencana alam. Khilafah akan segera bertindak cepat dengan melibatkan seluruh warga yang dekat dengan daerah bencana. Khilafah menyediakan tenda, makanan, pakaian, dan pengobatan yang  layak agar korban bencana alam tidak menderita kesakitan akibat penyakit, kekurangan makanan atau tempat istirahat  yang tidak memadai.

Kemampuan peradaban Islam dalam mengatasi bencana banjir dan bencana lain bertahan selama berabad-abad. Ini adalah buah dari keimanan, ketaatan kepada Allah Swt. Dan keteguhan dalam mempelajari sunnatullah sehingga mampu menggunakan teknologi yang tepat dalam mengelola air dan mengatasi bencana banjir.

Demikianlah gemilangnya peradaban Islam ketika diterapkan di muka bumi ini. Khilafah telah terbukti nyata mampu mengatasi bencana banjir akibat ulah manusia.

Maka sudah saatnya kita kembali kepada syariah Islam yaitu dengan menerapkan Islam kafah dalam Daulah Khilafah Islam. Wallahu a'lam bishshawab

Opini

Ditulis Oleh : Khatimah Ummu Warabatul Bait dan Member Akademi Menulis Kreatif

Mitra Rakyat.com 
Setiap orang tua mengharapkan anak-anaknya menimba ilmu dengan suasana  yang  kondusif,  terjalin  rasa   saling   menghargai   satu   sama lain  dan menjadi pribadi  yang santun.

Tetapi, semua itu tidaklah semudah apa yang dipikirkan. Untuk kesekian kalinya publik dikejutkan dengan adanya laporan kejahatan antar pelajar, yang lebih dikenal dengan bullying.

Sebagaimana yang dilansir dari republika.co.id, Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bidang Hak Sipil  dan Partisipasi Anak, Jasra Putra mengatakan sepanjang   2011 hingga 2019,  KPAI mencatat   37.381 pengaduan mengenai anak.

Terkait dengan kasus perundungan,    baik di media sosial maupun di dunia pendidikan, laporannya mencapai 2.473 laporan. Jasra meyakini pengaduan anak kepada KPAI   tersebut bagaikan fenomena gunung es. Artinya, masih sedikit yang terlihat di permukaan karena dilaporkan, sementara di bawahnya masih    tersimpan kasus-kasus lain yang besar namun tidak dilaporkan. "Trennya terus meningkat," kata Jasra, Ahad (9/2).

Bahkan Januari sampai Februari 2020, setiap hari publik kerap  disuguhi berita fenomena kekerasan anak.  Seperti siswa yang jarinya harus diamputasi, kemudian siswa yang ditemukan meninggal di gorong-gorong sekolah, serta siswa yang ditendang lalu meninggal.   "Tentunya ini sangat disadari dan menjadi keprihatinan bersama.

Kalau melihat skala dampak yang disebabkan dari ketiga  peristiwa diatas,  memperlihatkan gangguan perilaku yang dialami anak. Gangguan perilaku  tersebut perlu diantisipasi sejak awal," kata Komisioner KPAI Bidang Hak Sipil dan Partisipasi Anak, Jasra Putra, Sabtu (inilahkoran.com,8/2/2020).

Ada banyak faktor pemicu bullying. Selain disebabkan bebasnya  para pelajar  mengakses   tontonan     kekerasan, sehingga     timbul dalam  dirinya keinginan untuk meniru perbuatan tersebut,   ada juga faktor penggunaan gawai yang tidak terkontrol. Selain itu tidak kalah penting dan bahkan menjadi faktor dominan adalah  kurangnya pendidikan  agama  yang   mengakibatkan iman generasi umat rapuh.

Semua itu terjadi karena kesalahan sistem yang diterapkan di negeri ini, termasuk dalam dunia pendidikan. Sistem pendidikan lebih banyak mengacu pada sistem pendidikan Barat yang berasaskan sekularisme, yang memisahkan agama dari kehidupan.

Sehingga pendidikan hanya ditujukan untuk melahirkan manusia-manusia pekerja yang mengejar materi semata.  Generasi yang dilahirkan dari sistem pendidikan semacam ini bisa jadi cerdas, namun culas.

Hanya memiliki kecerdasan intelektual tanpa didasari kecerdasan spiritual dan kecerdasan moral (akhlak), sebagaimana yang diharapkan dari tujuan pendidikan nasional, yaitu generasi yang memiliki  imtak (iman dan ketakwaan pada Allah SWT) serta menguasai iptek.   

Sayangnya, dengan sistem kapitalis sekuler yang dianut negara saat ini, peran negara sebagai pengatur urusan rakyat semakin hilang. Dalam urusan pendidikan misalnya, berbagai hal yang bisa merusak pola pikir dan pola sikap peserta didik seolah dibiarkan, seperti tontonan asusila dan kekerasan termasuk game-game online yang cenderung berbau kekerasan begitu mudah diakses hanya dengan satu sentuhan jemari tangan melalui gadget.

Bagaimana mungkin berharap generasi unggul dari sistem kapitalis sekuler ini.
Sangat jauh berbeda saat  Islam dijadikan sistem aturan untuk mengatur kehidupan dan solusi atas setiap problematika yang terjadi. Persoalan ekonomi, politik, hukum, sosial, keamanan dan sebagainya, termasuk persoalan pendidikan, Islam punya jawabannya dan menyelesaikannya secara tuntas.

Dalam persoalan pendidikan, Islam memberikan perhatian besar dalam pendidikan generasi, bahkan dimulai sejak dini. Saat Islam berjaya keluarga kaum muslim menjadi madrasah pertama bagi putra, putrinya.

Anak-anak sedari dini telah dibiasakan mendengarkan, membaca dan menghapal bacaan-bacaan ayat suci Al-Quran secara rutin, sehingga tidak aneh karena rutinitas tersebut anak-anak pada masa itu sudah hapal Al-Quran di usia enam atau tujuh tahun, masa-masa yang dikenal sebagai golden age.

Setelah berhasil menuntaskan hapalan Al-Quran mereka mulai di ajarkan untuk menghapal kitab-kitab, hadis bahkan kitab berbahasa Arab yang berat sekalipun sekelas Alfiyah Ibnu Malik.
Maka dengan model pendidikan Islam yang diberlakukan negara Islam saat itu, bermunculan para remaja yang sudah memberikan fatwa di usia yang belum genap 15 tahun, seperti: Iyash bin Muawiyah, Muhammad bin Idris as-Syafi'i dan banyak lagi yang lainnya.

Produktivitas remaja di sistem itu sungguh luar biasa, banyak karya ilmiah, riset dan penemuan tekhnologi yang dihasilkan. Semua itu didapat dari kondusivitas kehidupan masyarakat di zamannya.

Generasi unggul yang hadir di dalam sistem Islam lahir dari individu-individu warga negara yang  memiliki kesadaran bahwa dirinya kelak akan dimintai pertanggungjawaban terhadap berbagai aktivitasnya.  Masyarakat dan keluarga juga berperan begitu luar biasa dalam membentuk karakter mereka.

Selain itu tentu saja peran negara tidak bisa dilepaskan dari itu semua, Sebab negara dengan fungsinya  sebagai raa'in (pengatur)dan junnah (pelindung) berperan besar dalam mengantarkan kehidupan aman, tentram dan sejahtera di antara warga negaranya dengan sistem yang diterapkannya, yaitu Islam.

Negara berkewajiban menjaga warga negara dari berbagai media yang berdampak negatif bagi rakyatnya termasuk generasinya.  Negara akan  melarang semua konten media yang merusak, baik berbentuk buku, majalah, surat kabar, media elektronik dan virtual.

Sebagai perisai umat kepala negara dalam Islam  berkewajiban menutup pintu-pintu kemaksiatan, agar anak-anak terhindar dari tayangan sampah yang akan membuat mereka kecanduan. Oleh karena itu untuk menghindari bullying pada remaja, harus ada kerjasama antara orang tua, masyarakat dan negara.

Agar anak-anak sibuk dengan ketaatan, maka harus diarahkan dengan banyak membaca, mendengarkan, menghafal al-Qur'an, hadist, kitab-kitab, tsaqofah para ulama atau berdakwah di tengah-tengah masyarakat, dengan begitu mereka tidak akan sibuk melakukan maksiat.

Dengan menyibukkan diri dalam ketaatan, waktu , umur, ilmu, harta dan apapun yang mereka miliki In syaa Allah akan menjadi berkah.
Sungguh luar biasa sempurnanya sistem      Islam jika diterapkan    di tengah-tengah masyarakat. Orangtua tidak perlu  was-was mencarikan pendidikan, dan anakpun akan merasakan nyaman saat menimba ilmu di suasana  yang kondusif, dengan pemahaman akidah yang kokoh.

Semua itu pasti akan segera terwujud dalam sistem yang sudah dikabarkan Rasulullah saw dan dijanjikan Allah SWT. Karena itu, menjadi tugas dan kewajiban kita bersama untuk mewujudkan sistem Islam yang akan mengayomi seluruh umat manusia, tak terkecuali kaum muda sebagai generasi pelanjut estafet perjuangan ini.
Wallahu'alam bish-shawab.


Opini
Ditulis Oleh : Kak Rose
Ibu Rumah Tangga, Alumni BFW

Mitra Rakyat.com
"Mulutmu harimaumu" Pepatah ini agaknya sesuai untuk menanggapi pernyataan kontroversial  dari Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi. Hanya dalam hitungan hari menjabat Kepala BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila) namun pernyataannya yang menyebut agama sebagai musuh Pancasila membuat kaum muslimin meradang. Hingga kini pernyataan tersebut menuai polemik dan kecaman di masyarakat. Atas pernyataannya tersebut mengaharuskan ia memberikan klarifikasi.

Sebagaiamana dilansir oleh laman media Indonesia.com, (12/02/2020), Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi mengklarifikasi polemik pernyataannya mengenai hubungan Pancasila dan agama. Yudian menyatakan tidak bermaksud mempertentangkan antara agama dan Pancasila.

"Yang saya maksud bahwa Pancasila sebagai konsensus tertinggi bangsa Indonesia harus kita jaga sebaik mungkin. Pancasila itu agamis karena kelima sila Pancasila dapat ditemukan dengan mudah dalam kitab suci keenam agama yang diakui secara konstitusional oleh NKRI,” kata Yudian melalui keterangannya yang diterima Media Indonesia, Rabu (12/2/2020).

Diketahui sebelumnya, dalam sebuah wawancara, rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta itu menyebut agama sebagai musuh terbesar Pancasila.Yudian menjelaskan konteks pernyataannya adalah pada kenyataannya Pancasila kerap dihadap-hadapkan dengan agama oleh pihak tertentu yang memiliki pemahaman sempit dan ekstrem. Bahkan, belakangan ada kelompok yang mereduksi agama sesuai kepentingannya sendiri yang tidak selaras dengan nilai-nilai Pancasila. (DetikNews, 12/2/2020)

Statement Kepala BPIP Yudian Wahyudi menyebut agama sebagai musuh terbesar Pancasila cukup menyesakkan dada. Kabar tersebut seolah membuka luka lama, karena muncul setelah isu radikalisme yang menyudutkan umat Islam belum lama ini. Apabila dilihat secara keseluruhan, isi dari pernyataan kepala BPIP tersebut sebenarnya ditujukan kepada segelintir orang/kelompok. Meski tidak menyebutkan kelompok yang dimaksud, tetapi tersirat jelas bahwa itu adalah kelompok Islam. Walaupun sempat mengeluarkan klarifikasi atas pernyataannya, tetap saja secara tidak langsung ia telah menempatkan agama Islam sebagai musuh bangsa dan sumber kekacauan di dalam negara.

Jika menelaah secara mendalam, apa yang disampaikan oleh Kepala BPIP, Yudian, adalah pernyataan tak mendasar dan irasional. Sosoknya sebagai muslim seolah tak mengenal ajaran agamanya. Rekam jejaknya sebagai rektor di perguruan tinggi Islam tak pernah memihak syariat. Sebut saja kasus pelarangan cadar dan kontribusinya menghalalkan zina atas disertasi Abdul Aziz tentang Milk Al-Yamin beberapa waktu lalu. Fakta-fakta itu sungguh ironis dan tak pantas datang dari seorang muslim. Apalagi pejabat negara yang juga merangkap sebagai rektor di salah satu Universitas Islam ternama tanah air.

Pancasila memang bukan bagian ataupun lahir dari syariat Islam, namun nilai-nilai yang terkandung di dalamnya tak bertentangan dengan Islam karena isinya merupakan hasil dari perjuangan para ulama negeri ini meski tidak secara utuh. Sejarah Indonesia sejak awal perjuangan untuk merebut kembali kemerdekaan dari tangan penjajah, mencatat begitu banyak para pejuang yang bertempur dengan dilandasi oleh nilai-nilai keagamaan. Mereka berani berkorban harta bahkan nyawa karena perjuangan bagi mereka merupakan jalan jihad  melawan penjajah kala itu. Pengorbanan yang dilakukan oleh mereka diawali dengan keyakinan bahwa melawan penjajah berarti juga memperjuangkan agama.

Menganggap agama sebagai musuh ideologi Pancasila tak ubahnya kaum komunis sosialis yang menuduh agama sebagai candu dengan berupaya mereduksi bahkan menghapus keberadaan agama dari kehidupan. Tak jauh berbeda hari ini, sistem demokrasi sekuler yang belum lama diadopsi, telah semakin menampakkan wajah aslinya. Sistem ini adalah biang masalah munculnya reaksi dan orasi kebablasan tanpa arahan syariat. Sistem demokrasi sekuler telah menyuburkan perilaku pejabat yang seringkali memojokkan Islam. Harta dan jabatan lebih berharga ketimbang keimanan. Maka, tidak heran jika aroma sekularisme kental tercium dari pernyataan Kepala BPIP Yudian Wahyudi.

Islam, adalah agama politik spiritual yang diturunkan oleh Allah Swt. sebagai rahmat bagi seluruh alam. Islam mengajarkan keimanan dan  memberi solusi atas setiap problem kehidupan manusia.

Islam dan Pancasila tidak sama. Islam ada sebelum Pancasila, bahkan Islam lebih dulu eksis jauh sebelum negara Indonesia lahir. Pengaruh Islam sangat besar dalam peradaban dunia. Fakta sejarah membuktikan, hanya Islam yang mampu menyatukan keberagaman. Bahkan Islam diterima oleh seluruh manusia. Perbedaan budaya, bahasa hingga kebiasaan tak menjadi penghambat persatuan. Islam menyatukan perbedaan.

Penerapan Islam secara total dan komprehensif, tidak hanya mendatangkan kedamaian pada dunia. Tetapi juga keadilan, keamanan dan kesejahteraan bagi siapa saja yang berada dalam naungannya. Tanpa membedakan agama, bangsa, etnik, suku dan rasnya. Sebaliknya, saat Islam diabaikan bahkan dicampakkan, dan hukum thagut yang dielu-elukan, dunia diliputi kekacauan. Maraknya perilaku kebablasan, dangkalnya akidah, merebaknya ujaran membenci ajaran agama hingga menyakiti kaum muslimin pun terjadi silih berganti.

Dari sini, menempatkan Islam berhadap-hadapan dengan Pancasila atau meletakkan Islam di bawah Pancasila apalagi menyingkirkan Islam dengan alasan untuk mengangkat dan membumikan nilai-nilai Pancasila sungguh tidak dapat diterima. Apatah lagi jika Islam dituduh sebagai musuh negara dan memecah belah bangsa, jelaslah itu adalah tuduhan yang tak berdasar dan penuh dengan fitnah.

Allah Swt. Berfirman :

"....Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.” (TQS. Ali Imran [3]: 118)

Penggalan ayat Al-Qur'an diatas menjelaskan kepada kita, betapa para musuh Islam telah menampakkan kebenciannya kepada Islam. Dan hari ini, begitu banyak fakta yang membuktikan bahwa para pembenci Islam semakin mengepakkan sayapnya, berbagai tudingan miring senantiasa disematkan kepada Islam dan pengikutnya. Keadaan seperti ini tidak boleh dibiarkan, umat muslim harus lebih peka dalam memahami segala kebencian yang datang, serta bahu membahu mencari cara jitu untuk mengahadapi segala perilaku kebablasan, dangkal akidah, membenci ajaran agama hingga menyakiti kaum muslimin yang kian massif terjadi.

Satu-satunya solusi untuk mengatasi semua itu adalah dengan diterapknnya aturan Islam secara kaffah melalui institusi Islamnya; Daulah khilafah Islamiyyah. Niscaya segala macam kebencian yang dialamatkan kepada Islam akan bisa diatasi hingga ke akarnya.

Wallahu a'lam bi ash-shawwab

Mitra

{picture#https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUKjfj8bYhguqcr3G0Jgy8vCMLVFLC7ATCnT6NVc1jtwAoGMVRLM4oapisLSj-hut6qCME7GEWZklrOvrx00qU-Rl7Kmuz3WOtPrRT_N0YO075CqwNfhOd8DhpYxskz102kdV-ds9-urs/s1600/logo3.png} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}

Powered by Blogger.