MR.com, Pessel| Diduga proyek Kementerian PUPR yang dilaksanakan melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Sumatera Barat penyebab kerusakan ruas jalan nasional Padang-Painan.
Paket pekerjaan pembangunan jaringan perpipaan SPAM IKK Air Sonsang Koto XI Tarusan senilai Rp 11.833.688.000,- berada dibawah pengawasan Satker Pelaksanaan Prasarana Permukiman Provinsi (BPPW) Sumbar.
Proyek dimenangkan oleh PT.Radina Pratama Mandiri dengan masa pelaksanaan selama 210 hari kalender. Dalam pelaksanaannya, kontraktor melakukan penggalian di bahu jalan nasional Padang-Painan sepanjang 1,6 Km.
Baca berita terkait: "Potret Buram" Program Pemerintah, Aktivis: Kecelakaan Terjadi Diduga Akibat Kesalahan Kontraktor dan BPPW Sumbar
Menurut informasi, pekerjaan tersebut sudah selesai dan mungkin sudah dilakukan serah terima (PHO) antara kontraktor dengan instansi terkait, kata Albert Surya salah satu tokoh pemuda dan masyarakat yang tinggal di Kecamatan Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, pada Senin (17/2/2025).
"Sayangnya saat ini kondisi bahu jalan bekas galian yang dilakukan PT.Radinal Pratama Mandiri tersebut sudah banyak yang retak, patah dan berlobang," ujar Albert.
Albert menduga saat penggalian bahu jalan dilakukan, pihak kontraktor maupun BPPW tidak ada berkoordinasi dengan instansi yang berwenang terhadap penanganan jalan nasional tersebut seperti BPJN Sumbar.
Menurutnya, kerusakan bahu jalan ini disebabkan kontraktor tidak melakukan pemadatan yang seharusnya sebelum dilakukan pengecoran.
"Akibat dari kerusakan bahu jalan tersebut masyarakat menjadi khawatir akan keselamatan jiwa keluarga mereka," cecarnya.
Karena jalan ini menjadi akses keluarga mereka dalam melakukan aktivitas setiap harinya. Seperti anak mereka pergi ke sekolah menggunakan kendaraan, suami mereka pergi bekerja, istri mereka pergi ke pasar, dan kegiatan lainnya, jelas Albert.
Dengan kondisi bahu jalan yang seperti ini, masyarakat menjadi cemas dan khawatir akan keselamatan keluarga mereka. Apalagi jalan ini merupakan akses padat dengan kendaraan berbeban berat, ulasnya.
" Jangan sampai asal merusak, tetapi tidak mampu memperbaiki seperti semula lagi. Apalagi menyangkut kawasan publik sebagai akses lalulintas yang cukup padat dan difungsikan oleh pejalan kaki," tegas Albert.
Mewakili masyarakat, Albert meminta kepada kontraktor PT.Radinal Pratama Mandiri dan BPPW Sumbar untuk segera menangani kerusakan bahu jalan, sebelum bahu jalan memakan korban, pungkasnya.
Sementara, Martua Sinaga pihak dari PT.Radinal Pratama Mandiri terkesan tidak peduli dengan kondisi tersebut. Saat dikonfirmasi via telepon pada Selasa (18/2/2025) kemarin menyangkut hal itu, Martua Sinaga disinyalir belum mau menanggapi.
Sementara, Kepala Satker Pelaksanaan Prasarana Permukiman Provinsi (BPPW) Sumbar, Rocky Adam saat dikonfirmasi media via telepon, Rocky Adam menjawab akan mengecek dulu.
"Saya akan cek dulu ya," jawab Rocky Adam singkat di hari yang sama.
Bagaimanakah tanggapan dari pihak BPJN Sumbar terkait kerusakan bahu jalan nasional itu?.
Hingga berita ini ditayangkan, media masih dalam tahap mengumpulkan data-data dan upaya konfirmasi pihak terkait lainnya.(cr)