DITULIS OLEH M. RAKHA ICHLASUL MAULA (MAHASISWA ILMU POLITIK, FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ANDALAS)
MR.COM , PASBAR - Pemilihan Umum (PEMILU) tahun 2024 telah selesai dilaksanakan dan pemerintahan baru akan segera dibentuk, tantangan terbesar yang dihadapi bukan hanya terkait dengan kebijakan atau program kerja, tetapi juga dengan ancaman korupsi.
Pemerintahan baru yang terpilih melalui proses demokratis seharusnya membawa angin perubahan. Namun, dalam realitasnya, korupsi sering kali menjadi musuh utama bagi kemajuan tersebut.
Korupsi adalah masalah serius yang dapat merusak kepercayaan masyarakat dan menghambat perubahan yang seharusnya datang. Berbagai skandal korupsi yang terjadi di masa lalu menunjukkan bahwa penyalahgunaan kekuasaan sering terjadi.
Salah satu faktor yang membuat pemerintahan rentan terhadap korupsi adalah adanya jaringan kepentingan yang saling menguntungkan, baik di dalam pemerintahan itu sendiri maupun dengan pihak luar.
Proses lobbying yang tidak transparan, pengadaan barang dan jasa yang dikelola dengan cara yang tidak bersih, serta manipulasi anggaran, semuanya berpotensi menumbuhkan praktik korupsi. Keadaan ini memperburuk ketimpangan sosial dan memperlambat pembangunan yang seharusnya bisa dirasakan oleh masyarakat banyak.
Mahasiswa memiliki peran penting dalam mengawal pemerintahan, terutama dalam menjaga integritas dan mencegah terjadinya praktik korupsi. Sebagai generasi penerus bangsa, mahasiswa memiliki keunggulan dalam hal pendidikan, pemikiran kritis, dan kemampuan untuk melakukan analisis terhadap kebijakan yang diambil oleh pemerintah.
Mahasiswa harusnya tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga agen perubahan yang aktif dalam memastikan pemerintahan tetap berjalan dengan prinsip transparansi, akuntabilitas, dan keadilan. Dalam demokrasi, kontrol sosial adalah kunci untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan.
Mahasiswa, dengan kebebasan yang dimiliki, dapat melakukan penelitian dan mengadakan forum forum diskusi untuk menilai kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Kritik yang membangun dari mahasiswa dapat memberikan perspektif yang berbeda dan membantu melihat potensi penyimpangan yang tidak terlihat oleh pihak lain. Seorang mahasiswa juga harus menjadi agen pendidikan bagi masyarakat banyak. Melalui seminar, kampanye, atau bahkan diskusi publik.
Mahasiswa dapat mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya mengawasi pemerintah dan menuntut transparansi dalam setiap kebijakan. Ini bukan hanya tentang menuntut kejujuran dari para pejabat, tetapi juga tentang membangun kesadaran akan pentingnya anti korupsi dalam kehidupan. Tidak hanya sebatas kritik, Mahasiswa juga dapat terlibat langsung dalam program-program yang mendukung pemberantasan korupsi, dengan menjalin kerja sama dengan lembaga anti korupsi atau organisasi masyarakat. Kolaborasi ini dapat memperkuat gerakan untuk menciptakan pemerintahan yang lebih bersih dan bertanggung jawab.
Mahasiswa harusnya menjadi jembatan antara rakyat dan pemerintah, yang menjaga agar setiap kebijakan yang dibuat oleh pemerintah benar benar untuk kepentingan rakyat, buakn hanya untuk kepentingan segelintir orang.
Mahasiswa harus mulai berperan aktif dalam menumbuhkan budaya anti korupsi, dimulai dari lingkungan kampus lalu meluas ke masyarakat. Kampus sebagai tempat pendidikan dan pembentukan karakter memiliki potensi besar untuk menjadi wadah yang menanamkan nilai-nilai integritas dan kejujuran.
Melalui pendidikan formal maupun non-formal, mahasiswa dibekali dengan pemahaman yang kuat mengenai bahaya korupsi serta pentingnya menjaga etika dan moralitas dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagai bagian dari masyarakat, kita semua memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi dalam mewujudkan Indonesia yang bebas dari korupsi. Mahasiswa saja tidak cukup, peran setiap individu di masyarakat juga sangat dibutuhkan. Ini bukan hanya soal menuntut perubahan, tetapi juga tentang berperan aktif dalam menciptakan perubahan itu sendiri.
Kita semua, tanpa kecuali, adalah bagian dari solusi. Keberhasilan dalam memberantas korupsi membutuhkan komitmen dan aksi nyata dari seluruh elemen masyarakat. Setiap individu harus menjadi teladan dalam menjaga integritas, baik di dunia profesional, pendidikan, maupun kehidupan sehari-hari. Kita harus mulai dengan menegakkan prinsip-prinsip kejujuran dalam segala hal yang kita lakukan.
Hal-hal kecil seperti tidak menerima suap, tidak menutupi kesalahan, dan bertindak dengan transparansi dapat menjadi langkah awal yang berharga dalam membangun sebuah masyarakat yang bersih dari korupsi.
Menumbuhkan budaya anti korupsi bukanlah tugas yang mudah. Ini adalah proses panjang yang memerlukan dedikasi dan tekad yang kuat dari semua pihak. Masyarakat harus diberdayakan dengan pengetahuan yang cukup untuk mengetahui bahwa mereka memiliki hak untuk menuntut keadilan dan transparansi dari pemerintah. Oleh karena itu, peran pendidikan sangat penting.
Kampus dan sekolah, sebagai pusat pendidikan, harus terus mengembangkan kurikulum yang menekankan pada pentingnya moralitas, etika, dan tanggung jawab sosial. Dengan demikian, generasi muda akan tumbuh dengan pemahaman yang kuat tentang bahaya korupsi dan pentingnya memiliki integritas. Setiap individu di masyarakat harus melibatkan diri dalam berbagai gerakan sosial yang mendukung nilai-nilai integritas dan transparansi.
Gerakan-gerakan ini tidak harus besar atau rumit, itu bisa dimulai dari tindakan kecil di lingkungan sekitar kita. Misalnya dengan berpartisipasi dalam aksi-aksi sosial, kampanye anti korupsi, atau bahkan menyuarakan isu ini melalui media sosial yang kini menjadi alat komunikasi yang sangat kuat.
Indonesia yang bersih dari korupsi akan menjadi kenyataan jika setiap lapisan masyarakat mengambil bagian dalam upaya tersebut. Pemerintah yang bersih, sistem yang transparan, dan masyarakat yang sadar akan hak haknya akan menciptakan sebuah negara yang adil dan makmur.
Kita harus berani bermimpi tentang masa depan yang lebih baik dan bekerja bersama untuk mewujudkannya. Dengan semangat gotong royong, kita bisa membangun bangsa yang lebih kuat, lebih adil, dan bebas dari korupsi, demi generasi yang lebih baik di masa depan.