MR.COM , PASBAR - Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat melalui Wakil Bupati Risnawanto, Asisten I Setia Bakti, dan Kepala Dinas Kesehatan Hajran Huda menyambut kedatangan Tim Visitasi RSUP Dr. M. Djamil Padang dalam rangka meninjau kesiapan RSUD Pasaman Barat sebagai Rumah Sakit Jejaring Pengampu Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Kegiatan ini diselenggarakan di RSUD Pasaman Barat pada Senin (25/11).
Dalam arahannya, Wakil Bupati Pasaman Barat Risnawanto menekankan pentingnya kesehatan sebagai prioritas utama bagi seluruh masyarakat, terutama di Pasaman Barat. Ia menjelaskan bahwa program pelayanan kesehatan gratis atau Universal Health Coverage (UHC) telah diterapkan untuk memastikan masyarakat mendapatkan layanan kesehatan yang prima. Namun, ia mengakui masih banyak hal yang perlu diperbaiki untuk mencapai tujuan tersebut.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa Pasaman Barat terdiri atas 11 kecamatan dan 90 nagari, dengan beberapa daerah terpencil, seperti pesisir, yang belum mendapatkan peningkatan pelayanan kesehatan secara maksimal.
Ia juga mengungkapkan keprihatinan terhadap kesehatan ibu dan anak, di mana Pasaman Barat saat ini berada pada posisi rendah dibandingkan dengan 18 kabupaten/kota lainnya. Ia berharap langkah-langkah konkret dapat diambil untuk menyelesaikan masalah ini dengan hasil yang maksimal.
“Permasalahan ini harus kita hadapi sebagai pelayan dan abdi negara dalam menyelesaikan isu di bidang kesehatan. Saya yakin kita bisa mendiskusikannya bersama,” ujarnya.
Ia juga menegaskan komitmen Pemda Pasaman Barat untuk memastikan masyarakat mendapatkan pelayanan di semua bidang, terutama kesehatan.
"Kami berharap tenaga kesehatan, termasuk dokter spesialis dan dokter umum, dapat bersatu dalam memberikan pelayanan kesehatan yang baik di puskesmas dan RSUD, serta menuntaskan angka kematian ibu dan anak secepatnya. Kami berharap kegiatan ini akan berdampak positif bagi semua pihak," tambahnya.
Sementara itu, perwakilan Tim Visitasi RSUP Dr. M. Djamil Padang, Dharma Yosua Sardol Simarmata, menyampaikan bahwa Indonesia berkomitmen untuk mencapai sistem nable gold and gold pada tahun 2030, dengan fokus pada pengurangan tingkat kematian ibu dan anak.
Ia mengungkapkan bahwa data menunjukkan tingginya tingkat kematian ibu dan anak, terutama di rumah sakit yang menjadi pengguna puskesmas atau KIS. Banyak faktor yang memengaruhi, termasuk sumber daya manusia, akses layanan, dan fasilitas.
“Berdasarkan data terbaru tahun 2021, Sumatera Barat berada di peringkat 10 untuk kematian ibu dan anak, dengan kematian anak yang paling tinggi. Kami akan mengevaluasi akses layanan kesehatan, sistem layanan, dan kinerja tenaga kesehatan,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya pendampingan untuk mencegah kematian ibu dan anak.
“Kehadiran kami bertujuan untuk membantu mencari akar masalah dan memberikan saran yang tepat agar RSUD dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Dari Kemenkes, kegiatan ini berdasarkan surat edaran Sekjen Kesehatan tentang peningkatan peran rumah sakit dalam percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi. Kami berharap RSUD Pasbar dapat melaksanakan arahan dari pusat,” pungkasnya.
Direktur RSUD Pasaman Barat Yandri Saputra mengucapkan terima kasih kepada Tim Visitasi RSUP Dr. M. Djamil Padang yang telah memberikan pengetahuan untuk memperkuat peran RSUD Pasbar sebagai Rumah Sakit Jejaring Pengampu Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak.
Ia menambahkan bahwa RSUD telah mempersiapkan segala kebutuhan Tim Visitasi, baik dari segi sumber daya manusia maupun fasilitas, agar proses jejaring pengampu pelayanan kesehatan ibu dan anak dapat berjalan lancar. RSUD Pasaman Barat memiliki kategori rumah sakit jejaring pengampu pelayanan kesehatan ibu dan anak dengan strata madya yang diharapkan mampu memberikan pelayanan secara komprehensif.
“Pemda Pasbar berharap RSUP Dr. M. Djamil Padang dapat memberikan penguatan dan pembinaan sehingga program KIA dapat tercapai. Kami berkomitmen untuk memenuhi seluruh aspek kelayakan agar Pasaman Barat dapat sejajar dengan kabupaten lain di Indonesia,” tutupnya.(DDR)