MR.com, Pessel|Jembatan gantung yang dikerjakan CV.Pilar Agung Sejahtera(PAS) roboh, katanya diterjang arus sungai yang disinyalir tidak begitu kuat. Namun indikasi kuat robohnya jembatan tersebut, karena saat pekerjaan dilaksanakan tidak sesuai spesifikasi teknis yang ada pada dokumen kontrak.
"Sehingga hasil karya jembatan gantung dari CV. PAS itu disinyalir gagal kontruksi. Sangat tidak berkualitas dan menyebabkan kerugian bagi negara," kata Herman Tanjung, pada Senin (15/5/2023) di Padang.
Ketua DPD Sumbar LSM Baladika Adhiyaksa Nusantara, Herman Tanjung menilai akibat dari robohnya jembatan gantung itu, negara mengalami kerugian sebesar Rp.523.900.566.09, sesuai biaya yang telah dihabiskan untuk pembangunannya.
Menurut Herman Tanjung, robohnya jembatan gantung itu bukan disebabkan oleh terpaan arus sungai, tetapi memang mutu kontruksi bangunan yang diduga kuat tidak sangat bagus.
Kemudian menurutnya lagi, ambruk atau robohnya jembatan merupakan bukti dari perbuatan jahat sekelompok oknum nakal yang terlibat dalam pembangunan proyek negara tersebut.
"Tidak dipungkiri, kalau ada aroma konsiparsi jahat terjadi disaat-saat pelaksanaannya. Kuat tercium bau busuk persekongkolan jahat antara penyedia jasa kontruksi, konsultan pengawas dengan oknum OPD sebagai pelaksana program pemerintah," ujarnya.
Untuk itu, sebagai perpanjangan tangan dari masyarakat, kita berharap yang selanjutnya surati dan meminta kepada pihak penegak hukum, agar seluruh oknum yang terlibat pada pembangunan jembatan itu untuk bisa diperiksa dan bahkan ditindak, tegas Herman.
"Sesuai dengan amanat UU No. 19 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,," tegasnya lagi.
Meskipun saat ini informasi yang kami dapati pembangunan jembatan gantung kembali dikerjakan. Dan sedang dalam masa pelaksanaannya.
Namun, apakah pembangunan jembatan yang dikerjakan kembali itu sesuai dengan nilai anggaran awal, dan apakah masih mengacu pada Spek teknis yang tertera pada dokumen kontrak awal..?,karena hal ini masih terkait dengan mutu kontruksi yang direncanakan, pungkasnya.
Seorang pengamat pembangunan Sumatera Barat juga menilai pekerjaan jembatan gantung tersebut dalam pengerjaannya diduga tidak sesuai spesifikasi teknis.
"Secara kasat mata terlihat pada pekerjaan abudment. Ada indikasi pekerjaan Abudment terhadap rangka jembatan dikerjakan asal jadi," kata Haryanto ST.MT pada hari yang sama.
Menurut ilmu kontruksi yang dia pelajari di salah satu universitas di Jakarta, Haryanto menjelaskan kesalahan fatal yang terjadi pada proyek tersebut pada pekerjaan tiang beton gantungan kawat Sling jembatan.
"Kedalaman galian untuk tiang diragukan sesuai speks. Dan juga pada pekerjaan pembesian yang dilakukan terindikasi diluar speks teknis," terang Haryanto.
Disebut tidak sesuai spesifikasi teknis, karena terlihat pada puing jembatan yang ambruk, besi utama yang digunakan berukuran kecil dan mungkin juga besi yang dipakai tidak SNI, ungkapnya.
Kemudian jarak sengkang begol rangka besi terlihat terlalu jauh dan diduga juga tidak sesuai speks teknis. Dikatakannya ini penyebab dugaan jembatan gantung ambruk. Bahkan belum sempat dinikmati masyarakat banyak selama setahun, pungkasnya.
Parahnya, diduga sikap tidak kooperatif dan apatisme juga dibuktikan beberapa pihak yang berkewajiban memberi penjelasan terkait persoalan yang merugikan masyarakat dan negara itu.
Buktinya disaat salah satu tim dari media yang lakukan investigasi mengkonfirmasikan kepada Devitra selaku Kepala Dinas PUPR dan Heri Susilo selaku PPK beberapa waktu yang lalu terkait hal itu sampai berita ini ditayangkan belum bisa berikan jawabannya.
Kemudian, ketika tim dari dari media mencoba menghubungi Mawardi Roska selaku Sekda Kabupaten Pesisir Selatan mengatakan “setahu saya dari laporan yang saya terima bahwa tapak/tungku jembatan gantung tersebut roboh akibat banjir yang meruntuhkan tebing sungai kiri dan kanan” tuturnya singkat.
Sebelumnya, dilansir dari matasumbar.com Ormas Pekat IB Kab.Pesisir Selatan juga menyoroti tajam persoalan jembatan yang ambruk itu.
Tim investigasi Ormas Pekat IB Pessel sempat turun ke lokasi untuk melihat langsung pembangunan jembatan gantung. Setelah diperhatikan secara teliti, diduga bangunan ini dalam pengerjaannya tidak sesuai dengan RAB.
“Sangat kita sayangkan kualitas bangunan jembatan gantung yang di kerjakan CV. PAS yang berlokasi di Talang Medan, Lunang Utara, Kecamatan Lunang ini” demikian Ketua DPD Pekat IB Pessel, Nasution Aldo mengatakan pada Kamis(30/3/2023).
Hingga berita ditayangkan media masih mengumpulkan data-data dan upaya konfirmasi pihak-pihak terkait lainnya.(cr/tim)