MR.com, Padang|Kondisi semen pabrik tertua di Indonesia bagaikan hidup segan mati tak mau itulah kondisi PT .Semen Padang sekarang. Betapa tidak, semua kebijakan diatur oleh holding. Mulai dari produksi hingga ke pemasaran.
Verry Mulyadi salah satu tokoh masyarakat Lubuk Kilangan yang aktif di berbagai organisasi, kepada media menyampaikan, saat ini Semen Padang memaksakan memproduksi klinker yang hanya menghidupkan satu Pabrik yakni Indarung V.
"Ada ratusan ribu ton per bulan eksport klinker yang dilakukan," kata Mulyadi pada Sabtu(1/4/2023) di Padang.
Menurut Verry mengirim klinker ke Perusahan Holding sangat tidak menguntungkan bagi masyarakat, karena tertutupnya kesempatan lapangan pekerjaan.
Selain itu juga terjadi penurunan pendapatan bagi karyawan. Tentunya hal itu sangat berdampak terhadap perekonomian di Kota Padang, bahkan Sumatera Barat.
“Saya tidak habis fikir, apakah pemerintah kota dan provinsi tidak merasakan apa yang dirasakan masyarakat di tingkat bawah," ujarnya.
Perekonomian sangat tidak karuan saat ini, terutama di sekitaran kawasan Indarung. Lihat warung-warung makan banyak yang tutup, pasar-pasar sepi pembeli, ulas Ketua MPW PP Sumbar itu.
Bagi para pejabat cobalah turun kebawah, kasihan mereka sepi jual beli, bahkan pasar hingga jam 10 pagi sudah tidak ramai lagi,” ketus Verry Mulyadi.
Menurutnya, jika ini dibiarkan ini akan menjadi bola api bagi Perusahan Semen Indonesia. "Karena sebagai Holding hanya mengeruk keuntungan dibawa ke Pusat tidak memperhatikan segala aspek akibat dari kebijakan sepihak dari mereka".
Dijelaskannya, sebanyak 30.000 ton/hari batu kapur dikeruk dari Bukit Karang Putih. Dulunya masyarakat menyerahkan tanah kaumnya untuk keberlangsungan PT Semen Padang.
Dengan imbas agar masyarakat bisa menikmati lapangangan pekerjaan. Namun kata Verry, kini kondisi yang terjadi, malah pengangguran yang bertambah di Lubuk Kilangan, Kota Padang bahkan Sumatera Barat.
“Jika sudah berurusan soal perut, dikhawatirkan nanti masyarakat akan gerah dengan sendirinya. Untuk itu, saya berharap kepada pemerintah Kota dan Provinsi segera mengambil sikap untuk bisa menyelesaikan masalah ini jangan nanti masyarakat mengambil sikap sendiri,” tutur Verry Mulyadi.
Masyarakat sangat berharap Semen Padang kembali memproduksi Semen, menghidupkan kembali pabrik-pabrik sehinga bisa menyerap tenaga kerja lagi dan menghidupkan kembali perekonomian masyarakat.
“Ingat perjajian penyerahan tanah 412 hektar dulunya. Salah satua pointnya PT Semen Padang tidak boleh menyerahkan atau mengalihkan kepada pihak kedua,"ungkapnya lagi.
Artinya jangan bangunkan Masyarakat Lubuk Kilangan dengan poin-poin perjanjian lainnya, jangan sakiti kami,” tutup Tokoh Masyarakat yang Juga Ketua MPW Pemuda Pancasila Sumatera Barat itu.
Hingga berita diterbitkan media masih upaya konfirmasi pihak-pihak terkait lainnya.(cr/tim)