MR.com,Padang|Moral merupakan tata tertib batin dalam menjalani hidup sebagai seorang manusia yang berperikemanusiaan, yang berpegang teguh pada nilai-nilai norma.
Seiring dengan perkembangan zaman, trend hidup, teknologi, himpitan ekonomi dan trend pergaulan, grafik penurunan pegangan serta pedoman terhadap nilai-nilai norma tersebut mulai meninggi. Dan hal ini memicu terjadinya krisis moral yang dewasa ini menjadi momok yang sangat menakutkan.
Dampak buruk dari krisis moral ini bisa dilihat dari meningginya angka kejahatan tiap tahun, seperti eksploitasi anak, narkoba, pelecehan sexsual dan lainnya.
Berpijak dari kondisi yang sangat memprihatikan tersebut, segerombolan milenial yang tergabung dalam JPO Sumbar (Jaringan Pemred Online Sumbar) tergugah untuk berperan nyata dalam memerangi krisis moral ini.
Berbasic jurnalis, kaum milenial ini dipastikan sangat peka terhadap isu-isu global. Dan diinformasikan dalam waktu dekat ini JPO akan menggelar focus group discussion, dengan tema "Sumbar Darurat Kekerasan Seksual Terhap Anak".
"Pelecehan seksual, salah satu dampak dari krisis moral yang sangat berbahaya, dan ini harus dibasmi", ungkap Kurnia Febrita, Minggu (13/03/2022).
Lebih dalam ketua panitia pelaksana focus group discussion 'Sumbar Darurat Kekerasan Seksual Terhap Anak' ini menyampaikan, "Trauma yang mendalam akan menyelimuti korban pelecehan seksual, dan ini akan berlangsung lama.
Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) umumnya terjadi pada korban pelecehan seksual. Jika seseorang mengalami ini, ia akan merasa takut, marah, merasa bersalah, cemas bahkan sangat sedih.
Apalagi, kebanyakan korban pelecehan seksual akan diberikan label buruk atau stigma negatif di masyarakat, dan itu semua sulit dihilangkan.
Imbasnya, korban akan jadi merasa malu dan berusaha menghindari orang-orang sekitar. PTSD juga menyebabkan pengidapnya selalu merasa dalam bahaya dan ekstra waspada.
Kondisi kesehatan mental korban akan terganggu dalam kehidupan sehari-harinya, misalnya mengalami gangguan kecemasan yang sangat tinggi dan berlebihan. Coba bayangkan jika hal ini menimpa anak yang masih berada dibawah umur, bagaimana cara mereka melewati hari-harinya.., masa depannya..?, tanya Febrita.
Ini harus menjadi perhatian bersama, karena pelaku pelecehan seksual bisa berada dimana saja. Mari bentengi para anak-anak bangsa bagaimana cara mengetahui ciri-ciri sikap dari niat pelaku, dan dalam situasi seperti apa pelaku akan melancarkan aksinya", papar Febrita.
Dalam upaya membasmi dampak krisis moral satu ini, kami dari JPO Sumbar akan menggelar focus group discussion dengan tema ''Sumbar Darurat Kekerasan Seksual Terhap Anak" pada Kamis (17/03/2022), yang bertempat di convention hall gedung LKAM Sumbar, ulasnya.
Dengan menghadirkan narasumber Ketua LKAAM Sumbar, Ketua LPM Kota Padang, Kadis Pemberdayaan Perempuan & perlindungan Anak Kota Padang, dan perwakilan dari Polda Sumbar selaku APH (Aparat Penegak Hukum). Dengan peserta diantaranya perwakilan dari Ormas, Organisasi kepemudaan, LPM sekota Padang, perwakilan dari MUI (Majelis Ulama Indonesia) dan tamu undangan lainnya.
Dalam diskusi ini kita akan mengurai secara bersama, faktor-faktor apa saja menjadi penyebab dan pemicu terjadinya pelecehan seksual, dan bagaimana solusinya agar angka kriminal satu ini dapat ditekan secara drastis" ungkap Febrita. (deni)