MR.com(Padang)-Pekerjaan pelabuhan penyeberangan Teluk Bungus tahap1 diduga bermasalah. Pasca PHO proyek milik Direktorat Jendral Perhubungan Darat, Balai Pengelola Transportasi Darat, Provinsi Sumatera Barat itu menjadi sorotan masyarakat.
Masyarakat menilai ada konspirasi diproyek bernomor kontraktor 01/KONTRAK/PPKT5DP/DPT-II/VIII/2020, yang dikerjakan CV.Fazhar Bangun dibawah pengawasan CV.Freelance Konsultan itu
Sebab, kondisi fisik bangunan yang baru saja diselesaikan itu terlihat tidak sesuai dengan mutu yang diharapkan. Jalan beton sudah banyak ditambal, diduga beton yang digunakan tidak sesuai kualiltas.
" Hal tersebut terlihat dari banyaknya tambal-tambal yang dilakukan untuk menutupi keretakan terhadap jalan," kata Defrianto Tanius, Ketua LSM Aliansi Warga Anti Korupsi (LSM Awak), Sabtu,(20/3/2021)dirumahnya.
Selain ada item pekerjaan yang diduga mereka kerjakan asal jadi. Seperti peletakan Box Culvert diatas tumpukan batu yang tidak jelas fungsinya, ungkap Defrianto.
" Terlihat Box Culvert berada di tumpukan batu tanpa dibuat penahanan. Kemudian fungsi keberadaan Box Culvert tidak jelas, kalau untuk saluran air, kenapa tidak dibuatkan lantai kerjanya", ujarnya.
Dilanjutkan, begitu juga tiang pancang yang masih berada dipinggir laut. Mengapa tiang tersebut tidak dikerjakan untuk melanjutkan jalan beton.
Menurut Defrianto, ada indikasi pengurangan volume pekerjaan oleh kontraktor dan dibiarkan oleh pengawas dan PPK kegiatan.
" Sebab, tidak mungkin dalam perencanaannya hal tersebut dilakukan. Karena anggaran sebesar Rp 7.945.000.000,00 yang digelontorkan sudah mencakup semua sampai pekerjaan selesai," jelasnya lagi.
Selanjutnya kata Ketua LSM Awak tersebut, menyangkut material batu yang dipakai, kuat dugaan batu yang didatangkan tidak memiliki izin.
Jadi pihak kontraktor diduga telah melakukan penampungan barang ilegal dan dibiarkan oleh pihak dinas terkait, tukasnya.
Dengan demikian indikasi ada konspirasi terjadi diproyek tersebut yang menyebabkan kerugian terhadap uang negara makin ketara tercium pada, pungakasnya.
Lain pihak, Agus Marso selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pada proyek itu belum bisa berikan klarifikasi saat dikonfirmasi media via telpon, Sabtu(20/3/2021) sampai berita diterbitkan.
Media masih upaya konfirmasi pihak terkait lainnya hingga berita diterbitkan.*roel*