Mitra Rakyat.com(Mentawai)
Proyek dengan nomor kontrak HK.02.03/01/SNVT-PJPA WS. IAKR/ATAB-II/III/2020, sumber APBN TA 2020 senilai Rp 7.393.029.000 di Sipora, Kepulauan Mentawai diduga kuat telah terjadi korupsi berjamaah.
Dugaan kecurangan yang dilakukan PT. Sparta Tambak Tirta pada proyek yang dibawahi Kementerian PU dan Perumahan Rakyat, Direktorat Jendral Sumber Daya Air, SNVT Pelaksana Jaringan Pemanfaatan Air WS. IKR Provinsi Sumbar, yang beralamat jalan Banjir Kanal, Parak Kopi, Padang, makin kuat tercium.
Berita terkait : Hendrizon SH : Aparat Penegak Hukum di Tuntut Ikut Mengawasi dan Menindak Tegas Oknum Nakal Yang Rugikan Negara
A. Rahmad Aditya pelaksana lapangan dari PT. Sparta Tambak Tirta
Setelah Rahmad Aditya akrab disapa Adit selaku pelaksana lapangan dari PT. Sparta Tambak Tirta mengatakan tidak tahu berapa nilai anggaran sesuai kontrak pada proyek tersebut.
" Kalau untuk nilai pekerjaan ,baiknya bapak tanya langsung saja kepada pihak Balai(BWSS V), sebab saya tidak berani menjawabnya, karena bukan kapasitas saya untuk menjawab", kata Adit via telpon 0812-6546-7xxx, Kamis(27/08/2020).
Adit mengakui hanya tenaga teknis lapangan dari PT. Sparta Tambak Tirta." saya disini hanya pelaksana lapangan dan tenaga teknis", ucap Adit.
Menyangkut untuk kedalaman galian pada proyek tersebut, Adit mengatakan, " kedalam galian untuk penanaman pipa, kami menggali sedalam 150 cm sepanjang 7 km", katanya.
Kemudian menyangkut pasir urug, Adit mengakui awalnya dalam kontrak memang ada dituliskan, namun karena sesuatu hal pekerjaan untuk pasir urug tidak jadi dilaksanakan, terangnya.
Waktu ditanya media sesuatu hal yang dimaksud itu apa, Adit tidak bisa memberikan alasan atau jawaban yang jelas.
Dan untuk konsultan supervisi pada proyek tersebut atau pengawas dari PT. Aldiguna, tutup Adit.
Sementara fakta dilapangan, penggalian dikerjakan rekanan diduga hanya sedalam 60-70 cm. Dan PPK Rainul Pangaribuan sempat mengatakan kepada media kedalaman galian pipa itu benar hanya 60-70 cm, melalui whatsApp, 0813-7412-2xxx, Sabtu,(22/08/2020) waktu lalu, pukul 11.35 malam.
Karena ada pipa PDAM dibawah, itu makannya dilakukan penggalian dengan kedalaman yang disebutkan, katanya singkat.
Mengapa tidak menggunakan pasir urug, Rainul mengatakan, " karena kekuatan pipa yang dipakai kuat dan tahan dari tekanan", katanya.
Hingga berita terbit media masih upaya konfirmasi pihak terkait lainnya. *roel/bara*