Bangunan Asrama Haji Embarkasi Padang,Kec. Batang Anai, Kab.Padang Pariaman
Menyoal sengkarut proyek lanjutan pembangunan Asrama Haji Embarkasi Padang yang sempat mangkrak 3 tahun, kemudian kembali dikerjakan oleh PT.Rimbo Paraduan (RP) dengan menelan uang negara sebesar Rp 43.523.094.000,-. Proyek milik Kemenag Sumbar itu beberapa waktu lalu disinyalir ada konspirasi yang mengakibatkan negara menanggung kerugian. Sebab,pekerjaan yang dinyatakan sudah di Provisional Hand Over(PHO) oleh dinas terkait ternyata masih ada kegiatan setara finishing oleh kontraktor. Dan menurut informasi yang media rangkum dilapangan, pekerjaan belum selesai dana sudah dicaikan 100%.
Berita Terkait :Diduga Kongkalingkong Kemenag Sumbar dan PT.RP Rugikan Negara
Sebelumya beberapa media online telusuri lokasi pekerjaan dan ditemukan para pekerja masih melakukan pekerjaan perbaikan pada Kamis (13-06-2019) kemarin. Seperti, pemasangan ubin-ubin dinding, dan lantai luar bangunan yang belum diplaster halus sudah retak dan sudah ditumbuhi rumput. Begitu juga keramik yang ada di dekat tangga terlihat renggang. Bahkan untuk fasilitas lift pun belum bisa difungsikan, karena terlihat kosong, namun juga masuk masa pemaliharaan.
Dilain kesempatan, awak media mengkonfirmasikan kepada Hendri yang bertindak sebagai Pengguna Anggaran ( PA) terkait hal tersebut. Hendri mengatakan, "Pekerjaan Lanjutan pembangunan Gedung Asrama Haji di Kab. Padang Pariaman telah serah terima dan sekarang dalam masa Pemiliharaan", kata Hendri, pada Jumat (14/06) tadi via selulernya 0813639467xx.
Terkait tentang Lift, lanjut Kakanwil Kemenag Sumbar itu, "sekarang lagi Off disebabkan karena ada servis berkala dari Hiyunday yang sudah jatuh tempo. Tentang adanya pekerjaan luar yang kurang baik akan diperbaiki oleh PT. Rimbo Peraduan", katanya. "Sebab pada waktu PHO memang ada catatan catatan kurang mutu yang harus dibaiki di masa pemiliharaan" tutur Hendri.
Hendri menyatakan kalau pekerjaan itu sudah sesuai dengan teknis dan spesifikasi yang semestinya, buktinya sudah diperiksa BPK Ri dan Irjen kemenag Ri lembaga auditor eksternal dan internal, pungkas Hendri. Namun saat ditanyakan terkait pembayaran 100% oleh owner kepada kontraktor, Hendri tidak menjawab.
Aneh, pekerjaan yang sudah dikerjakan katanya sesuai spesifikasi dan teknis yang benar, tapi bangunan belum digunakan sudah banyak rusak, bahkan untuk lift yang belum digunakan oleh calon jemaah haji juga sudah diperbaiki lolos dari audit BPK dan Inspektorat. Uniknya,diduga dinas berani bayar kontraktor 100% meski masih tahap PHO belum FHO.
Sampai berita ini diterbitkan, pihak media masih melanjutkan konfirmasi kepihak terkait lainnya.(*Roel*)