Mitra Rakyat.com (Padang)
Satu tahun sudah Andre (18) tidak lagi bersekolah. Karena tidak memiliki biaya, ia harus membantu ibunya mencari nafkah dan membesarkan tiga orang adiknya; Opik (11), Alika (8), dan Bening (7 bulan). Sedangkan ayahnya, sudah meninggal dunia sekitar satu tahun yang lalu. Andre harus berhenti memakai seragam salah satu SMA Swasta di semester 1 kelas X.
Saat rumahnya dikunjungi Wali Kota Mahyeldi bersama Tim Singgah Sahur Kota Padang, Sabtu (18/5/2019), di Air Pacah, Andre mencurahkan isi hatinya (curhat). Ia menceritakan minatnya, menjelaskan bakatnya, dan mengungkapkan cita-citanya. “Saya ingin menjadi seorang chef profesional, Pak Wali”, ujar Andre kepada Wali Kota dan Tim Singgah Sahur usai makan sahur bersama.
Gayung pun bersambut. Di depan ibunya Andre, Rina (45), Wali Kota Mahyeldi langsung mengatakan akan mencarikan solusi dan sekolah yang cocok untuk Andre. Begitu juga dengan bantuan modal usaha bagi Rina, pendampingan kesehatan bagi Rina dan bayinya, melakukan bedah rumah agar layak huni, punya kamar mandi, dan air yang bersih, serta program binaan dan pendampingan sosial lainnya.
Saat diwawancarai Humas Kota Padang dan Insan Pers usai sahur bersama, Mahyeldi menjelaskan, kunjungan Tim Singgah Sahur ke rumah tangga miskin sebetulnya untuk menggali seluruh persoalan yang dialami oleh rumah tangga miskin. Karena masalah kemiskinan, pasti mendatangkan persoalan lain.
“Oleh karena itu, Tim Singgah Sahur ini diikuti dan melibatkan Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Baznas, PDAM, Bappeda, dan unsur terkait lainnya,” terang Mahyeldi.
“Disamping bersilaturrahmi dengan rumah tangga miskin, kita juga ingin membahagiakan saudara kita ini di saat Ramadhan. Dengan berkunjung kerumahnya, sahur bersama sembari bercerita, mendengarkan curahan hatinya, dan memberikan bantuan”, imbuhnya lagi.
Ia juga mengimbau agar seluruh Lurah di Kota Padang maksimal mengunjungi warganya, mendata seluruh warganya. Sehingga mengetahui semua permasalahan warga dan lingkungannya. “Pagi hari Lurah masuk kantor. Setelah itu langsung ke lapangan mencek permasalahan-permasalahan”, tutur Mahyeldi.
Ditambahkannya, setiap kelurahan harus memiliki data lengkap masing-masing rumah. Termasuk permasalahan yang dihadapi, jumlah pendapatan, jumlah RT miskin dan potensi ekonomi yang dimiliki. Agar perlakuan dan tindakan setiap masalah dan persoalan bisa tepat sasaran. (*)