Ditulis Oleh: Zahra Azzahi
Member AMK
Mitra Rakyat.com
Stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Sehingga, anak lebih pendek atau perawakan pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir. Umumnya disebabkan asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.
Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mencegah stunting, sebagaimana dilansir Suara.com, Presiden Joko Widodo mengatakan, pemerintah menaikkan indeks nilai bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH) untuk kategori Ibu Hamil dan Anak Usia Dini dari Rp 2,4 juta menjadi Rp 3 juta per tahun untuk pencegahan stunting.
"Yang paling penting dalam kondisi ibu hamil, anak yang berada di kandungan jangan lupa gizinya. Kalau ibu punya anak usia balita juga jangan lupa gizinya," kata presiden, saat memantau penyerahan PKH Tahap I di Lapangan Rajawali, Kota Cimahi, Provinsi Jawa Barat, Rabu (29/1/2020).
Presiden menyontohkan, anak-anak balita harus mendapat makanan bergizi seperti telur, ikan, daging, sayuran dan buah. Urusan gizi, lanjut presiden, tidak boleh dilupakan. Apabila gizi anak terpenuhi maka anak-anak tumbuh sehat dan dapat berprestasi di sekolah. "Gizi yang baik bagi ibu hamil dan anak usia dini juga akan mencegah stunting," tutur Presiden. (Suara.com, Rabu, 29/01/2020).
Stunting masih menjadi masalah yang menghantui balita di negeri ini, pemantauan Status Gizi (PSG) 2017 menunjukkan prevalensi balita stunting di Indonesia masih tinggi, yakni 29,6% di atas batasan yang ditetapkan WHO (20%). Tahun 2015 Indonesia tertinggi ke-2 di bawah Laos untuk jumlah anak stunting. Indonesia merupakan negara nomor empat dengan angka stunting tertinggi di dunia. Lebih kurang sebanyak 9 juta atau 37 persen balita Indonesia mengalami stunting (kerdil).
Faktor lingkungan yang berperan dalam menyebabkan perawakan pendek antara lain status gizi ibu, tidak cukup protein dalam proporsi total asupan kalori, pola pemberian makan kepada anak, kebersihan lingkungan, dan angka kejadian infeksi di awal kehidupan seorang anak. Selain faktor lingkungan, juga dapat disebabkan oleh faktor genetik dan hormonal. Akan tetapi, sebagian besar perawakan pendek disebabkan oleh malnutrisi.
Jika gizi tidak dicukupi dengan baik, dampak yang ditimbulkan memiliki efek jangka pendek dan efek jangka panjang. Gejala stunting jangka pendek meliputi hambatan perkembangan, penurunan fungsi kekebalan, perkembangan otak yang tidak maksimal yang dapat mempengaruhi kemampuan mental dan belajar tidak maksimal, serta prestasi belajar yang buruk. Sedangkan gejala jangka panjang meliputi obesitas, penurunan toleransi glukosa, penyakit jantung koroner, hipertensi, dan osteoporosis.
Di samping itu, banyak ibu yang menghentikan atau setidaknya mengurangi pemberian susu ibu beberapa bulan setelah kelahiran, jauh sebelum berumur dua tahun serta menggantinya dengan makanan lain. Hal ini menyebabkan bayi dan balita tidak bisa tumbuh secara maksimal sehingga terjadilah apa yang sekarang disebut dengan stunting. Gaya hidup modern yang lebih menonjolkan kepentingan pribadi ibu, baik karena karir atau yang lain, juga memberi kontribusi yang signifikan.
Untuk mencegah stunting , konsumsi protein sangat mempengaruhi pertambahan tinggi dan berat badan anak di atas enam bulan. 1000 hari pertama kehidupan merupakan periode kritis terjadinya stunting. Hitungan 1.000 hari di sini dimulai sejak janin sampai anak berusia dua tahun. Permasalahan stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru akan terlihat ketika anak sudah menginjak usia dua tahun. Awal kehamilan sampai anak berusia dua tahun (periode 1000 Hari Pertama Kehidupan) merupakan periode kritis terjadinya gangguan pertumbuhan, termasuk perawakan pendek.
Dalam kitab-kitab Fiqh juga disebutkan bahwa seorang ibu yang baru melahirkan hendaknya segera memberikan air susunya kepada anaknya. Penelitian kesehatan modern menemukan bahwa air susu yang keluar pertama kali dari seorang ibu yang melahirkan mengandung colostrum, yang sangat baik untuk bayi karena mengandung anti bodi atau daya imun bagi bayi yang sangat baik untuk pertumbuhan dan kesehatan selanjutnya.
Karena itu, sudah menjadi tugas negara untuk mengentaskan segala permasalahan rakyat. Memberikan perlindungan berupa sandang, pangan, papan, pendidikan serta kesehatan yang memadai. Namun, kapitalisme telah menyebabkan sebagian besar masyarakat kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, sehingga ibu yang seharusnya bertanggung jawab sebagai pengatur rumah tangga sekaligus madrasah pertama bagi anak-anaknya, terpaksa harus keluar rumah untuk bekerja demi membantu ayah mencari nafkah.
Islam memuliakan anak-anak dengan memberikan tanggung jawab pengasuhannya kepada ibu, dan ayah sebagai pencari nafkah. Islam juga sangat memperhatikan pertumbuhan anak di awal-awal kehidupannya. Al-Quran memberi tuntunan kepada orang tua, khususnya ibu, untuk memberikan asupan gizi yang sangat tinggi nilainya, yakni pemberian air susu ibu (ASI) secara eksklusif untuk anak yang baru lahir sampai berumur 2 tahun.
Dalam sebuah ayat al-Quran Allah berfirman yang menjelaskan kewajiban umat Islam untuk takut pada Allah dan larangan untuk meninggalkan anak-anak dalam keadaan lemah. "Dan hendaklah orang-orang takut kepada Allah, bila seandainya mereka meninggalkan anak-anaknya, yang dalam keadaan lemah, yang mereka khawatirkan terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan mengucapkan perkataan yang benar." (TQS. An-nisa: 9).
Stunting umumnya diderita oleh masyarakat miskin dan berpendidikan rendah, maka solusi untuk masalah stunting harus diselesaikan dari akarnya. Yaitu dengan di terapkannya hukum Islam yang mengatur seluruh aspek kehidupan. Hukum Islam bersumber dari Allah SWT yang berupa al- Quran dan as-Sunnah sehingga perlindungan negara terhadap rakyat akan memberikan keadilan tanpa memandang miskin dan kaya. Penyediaan lapangan pekerjaan adalah hal utama yang harus dilakukan sehingga setiap keluarga memiliki penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya dan memberikan makanan yang bernutrisi untuk tumbuh kembang anak-anaknya. Maka pemberian dana PKH dari pemerintah saat ini hanyalah solusi tambal sulam, dan bersifat sementara yang tidak menyelesaikan permasalahan rakyat.
Wallahu a'lam bi ash shawab.